Bikin Militer 'Darah Tinggi', Markas Taliban pun Rata dengan Tanah!

17 Februari 2021, 19:07 WIB
BIKIN NAIK DARAH - Ulah Taliban menangkap dan memenjarakan sejumlah personel militer Afghanistan membuat militer negara ini naik darah./PIXABAY/ /Kalbar Terkini/Oktavianus Cornelis

KABUL, KALBAR TERKINI - Jangan coba-coba melecehkan tentara jika tak mau diamuk rekan-rekannya. Beginilah setidaknya yang terjadi di Afghanistan, Selasa, 16 Februari 2021 malam. Korps Pamir ke-217 Angkatan Darat Afghanistan yang murka, menyerbu dan membebaskan 25 rekannya sesama tentara komando yang ditahan Taliban.

Tak ayal lagi, markas Taliban yang juga dijadikan penjara darurat ini, rata dengan tanah. Dilansir Kalbarterkini.com dari Khaama Press News Agency (KPNA), Selasa ini, militer membebaskan pula 17 warga sipil yang ditahan di penjara kawasan Nawrozak, Provinsi Baghlan.

"Penjara itu benar-benar dihancurkan oleh unit pasukan khusus pasukan komando Afghanistan," demikian pernyataan resmi Tentara Nasional Afghanistan (Afghanistan National Army/ANA).

Baca Juga: Teganya! Afghanistan Masih Berdarah, Pasukan Selandia Baru Ancang-ancang Mundur

Pasukan komando dari Unit SF Angkatan Darat ANA ini, benar-benar naik darah karena kelakuan Taliban memenjarakan tentara pemerintah, sudah kali kedua. suatui perbuatan yang sangat lancang dan melecehkan semangat corsa.

Menurut Juru Bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan, Unit SF Angkatan Darat Afghanistan sebelumnya menyelamatkan pula tujuh tentara dan 15 warga sipil yang ditahan Taliban di distrik Charkh,  Provinsi Logar. Disita pula sejumlah senjata dan amunisi berat.

NATO: Surga Teroris

Jens Stoltenberg, Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) menyatakan, kehadiran pasukan internasional di Afghanistan adalah  berdasarkan kondisi.

"NATO tidak akan meninggalkan negara itu sebelum waktu yang tepat," katanya  dalam konferensi pers pra-menteri di Markas Besar NATO dui Brussel, Belgia, Senin, 15 Februari 2021.

“Tujuan kita bersama sudah jelas. Afghanistan seharusnya tidak pernah lagi menjadi surga bagi teroris untuk menyerang tanah airnya sendiri. Jadi, kehadiran kami berdasarkan kondisi, ”kata Stoltenberg.

Baca Juga: Tangkap Terduga Teroris di Kalbar, Densus 88 Anti Teror Polri Sasar Tiga Wilayah

Diakuinya, tidak ada militer dari negara-negara sekutu NATO yang ingin berlama-lama di Afghanistan. Stoltenberg juga tak menyinggung tentang misi militer Selandia Baru yang resmi berakhir pada Mei 2021 setelah mereka bertugas di Afghanistan selama 20 tahun.

Tak dijelaskan pula tentang kemugkinan NATO melobi Selandia Baru untuk tidak secara kaku langsung pergi dari Afghanistan begitu misinya berakhir sesuai tanggal yang sudah ditentukan.

"Kami (seharusnya) tidak akan pergi sebelum waktu yang tepat. NATO secara signifikan telah menyesuaikan kehadirannya  sebagai bagian dari proses perdamaian. Namun, pembicaraan damai tetap rapuh, dan tingkat kekerasan tetap tinggi, termasuk serangan Taliban terhadap warga sipil," tegasnya.

Baca Juga: 65 Wartawan Terbunuh, PBB Desak Taliban Taati HAM dan Hukum Humaniter

Stoltenberg mendesak Taliban mengurangi kekerasan, bernegosiasi dengan itikad baik, dan memenuhi komitmennya  untuk berhenti menjalin kerja sama dengan kelompok teroris internasional. "Tidak ada sekutu yang ingin tinggal di Afghanistan lebih lama dari yang diperlukan, tetapi ancaman terorisme harus dipertimbangkan, " katanya.

Stoltenberg menekankan, NATO sangat mendukung proses perdamaian di Afghanistan, dan itu adalah kesempatan terbaik sebagai solusi politik yang langgeng. Penilaian situasi di lapangan akan terus berlanjut dan perkembangan dipantau pihaknya secara ketat.

Baca Juga: 65 Wartawan Terbunuh, PBB Desak Taliban Taati HAM dan Hukum Humaniter

"NATO akan terus mengambil tindakan lebih untuk memastikan keamanan pasukannya, dan mempertimbangkan langkah selanjutnya dengan cara yang disengaja dan terkoordinasi," ujarnya.

Stoltenberg menegaskan kembali bahwa prioritas NATO adalah Afghanistan tidak lagi menjadi tempat berlindung yang aman bagi teroris. "Kami juga menyadari bahwa salah satu senjata terbaik yang kami miliki dalam memerangi terorisme adalah melatih pasukan lokal," tegasnya.***

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Sumber: Khaama Press News Agency (KPNA)

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler