Beda dengan Manusia, Hewan Terengah-engah saat Tertawa

18 Mei 2021, 19:24 WIB
HEWAN TERTAWA- Para ilmuwan menyelidiki vokalisasi permainan untuk melihat seberapa umum suara itu di antara hewan. Tim mengidentifikasi 65 spesies yang 'tertawa' selama bermain./FOTO SIMPANSE MELAWAK: PIXABAY/CAPTION: OKTAVIANUS CORNELIS/ /PIXABAY

KALBAR TERKINI - Tertawa adalah kodrat manusia  untuk bereaksi terhadap sesuatu yang dianggap lucu atau menyenangkan. Tertawa bisa pula dibuat-buat, semisal gaya Tuan Thakur, nama  tokoh antagonis  berkumis tebal yang kerap digunakan dalam film-film India. 

Tuan Thakur biasanya tertawa  secara berlebihan, alias mengada-ada,  supaya terkesan menyeramkan dan mengerikan. Tuan Thakur cukup tiga kali tertawa 'ha ha ha' , jika melihat lawannya  sekarat, atau tubuh kejang-kejang dan bibir membiru, mata melotot, kemudian pelan-pelan  koit.

Saat tubuh lawan tak begeming lagi alias 'selesai',  barulah Tuan Thakur akan tertawa panjang-panjang sembari menoleh ke kiri dan kanan,  dengan wajah diseram-seramkan, supaya orang-orang keder.   

Adapun,  tertawa bersama adalah cara penting bagi orang-orang untuk terhubung dan terikat.

Baca Juga: Amazon Dilanda Masalah, Pac-Man Live masih '404 Error'

Meskipun penyebab tertawa bisa sangat bervariasi antarindividu dan kelompok, suara tawa biasanya dapat dikenali di antara orang-orang yang berasal dari budaya yang berbeda. Bedanya, kalau Tuan Thakur tertawanya dilaporkan berdialek India, karena kan filmnya dibuat oleh orang India. 

Lantas, bagaimana dengan hewan selain manusia? Apakah hewan bisa tertawa, dan apakah penyebab tawa hewan mirip dengan pemicu tawa manusia?

Pada manusia, dikutip Kalbar-Terkini.com dari Live Science, Senin, 17 Mei 2021, tertawa dapat mengekspresikan berbagai emosi: dari perasaan positif,  seperti kenikmatan,  hingga perasaan negatif,  seperti jijik.  

Orang juga tertawa ketika mendengar lelucon, atau ketika mereka melihat sesuatu yang mereka anggap lucu.  Tapi, ini tentu saja, beda dengan orang yang tidak waras,  alias gila: tertawa saat tidak lucu.

Bahkan sobat terdekatnya,  yang sedang kejang-kejang menjelang ajal karena terkena virus korona, bisa membuat si tak waras justru tertawa terbahak-bahak sambil mengeluarkan air mata segala.  

Baca Juga: GFriend Isyaratkan Bubar, Akhiri Kerjasama Dengan Source Music Mulai 22 Mei 2021, Pilih Solo Karir?

Hewan Tertawa saat Bermain

Memang, belum begitu diketahui apakah kecerdasan hewan mencakup apa yang disebut manusia sebagai selera humor.

Namun, banyak hewan menghasilkan suara selama bermain yang unik sebagai interaksi sosial yang menyenangkan itu. 

Kalangan peneliti menganggap,  vokalisasi seperti itu mirip dengan tawa manusia. Baru-baru ini, para ilmuwan menyelidiki vokalisasi permainan untuk melihat seberapa umum suara itu di antara hewan.

Tim mengidentifikasi 65 spesies yang 'tertawa' selama bermain.  Kebanyakan adalah mamalia, tetapi beberapa spesies burung juga menunjukkan tawa lucu. Analisis baru ini dapat membantu para ilmuwan melacak asal usul evolusi tawa manusia, menurut sebuah studi terbaru.

Karena beberapa jenis perilaku bermain terlihat seperti berkelahi, hewan mungkin bersuara, atau tertawa selama bermain,  untuk menjaga interaksi agar tidak meningkat,  dan menjadi agresif atau berbahaya, menurut hasil penelitian  pada Senin, 19 April 2021 di Jurnal Bioacoustics.  

"Tidak seperti perkelahian, permainan di kalangan hewan biasanya berulang,  dan terjadi secara independen dari perilaku sosial lainnya, seperti kawin atau mencari makanan," kata penulis utama studi,  Sasha Winkler, kandidat doktor antropologi biologi di Universitas California, Los Angeles, AS. 

Baca Juga: Ariana Grande Resmi Nikahi Dalton Gomez, Menikah Setelah Lima Bulan Bertunangan

Menurut Winkler, primata,  kerabat terdekat manusia, memiliki 'wajah bermain' yang menyerupai ekspresi manusia yang sedang bermain.

Ketika sebelumnya bekerja dengan monyet rhesus (Macaca mulatta), Winkler memperhatikan bahwa monyet terengah-engah saat bermain. "Banyak primata lain juga diketahui bersuara saat bermain," katanya.  

Winkler dan rekan penulis studi Greg Bryant, seorang profesor dan wakil ketua di Departemen Komunikasi UCLA, bertanya-tanya apakah tawa hewan mungkin lebih meluas.

Mereka meninjau lusinan penelitian sebelumnya, 'mencari penyebutan pada hewan apa pun yang memberi isyarat vokal selama bermain', seperti terengah-engah yang ditunjukkan kera. 

Penyelidikan menghasilkan lusinan contoh, dengan laporan sinyal permainan vokal 'di seluruh literatur mamalia, terutama di antara primata, hewan pengerat, karnivora sosial dan (pada tingkat yang lebih rendah),  mamalia laut. 

Banyak dari suara ini hanya terdengar selama permainan. Seperti dengkuran monyet vervet (Chlorocebus aethiops), getaran ultrasonik tikus (Rattus norvegicus), peluit,  kicauan lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus),  dan monyet tupai (Saimiri sciureus).

Baca Juga: Centro Departement Store Pailit, Terlilit Pembayaran Hutang Kreditur, Ini Daftar 5 Perusahaan Penggugatnya

Sebagian besar spesies primata, termasuk simpanse, gorila, monyet, dan babun, menunjukkan tawa yang lucu: dari cekikikan terengah-engah, bibir,  dan geraman,  hingga terkekeh, getar dan jeritan, menurut penelitian. 

Meskipun sebagian besar hewan yang tertawa adalah mamalia, dua spesies burung, yakni murai Australia (Gymnorhina tibicen) dan burung beo kea  (kea parrot) atau juga bernama ilmiah Nestor notabilis,  bersuara pula selama bermain, para peneliti melaporkan.

Dalam sebuah studi pada 2017 tentang kea beo di Selandia Baru, para ilmuwan menemukan bahwa jika mereka merekam tawa beo itu, dan memutarnya melalui pengeras suara. "Kemudian,  beo-beo ini akan secara spontan mulai bermain," ujar Winkler.  

Studi  juga menunjukkan bagaimana beo jenis itu tertawa sebagai undangan ke spesies yang sama, khususnya untuk memfasilitasi,  dan memulai permainan. 

Baca Juga: Asal Usul Lebaran Ketupat dan Maknanya Bagi Umat Islam, Ajang Akui Kesalahan hingga Berbagi Kepada Sesama

Laporan tentang gelak tawa tidak ada dalam penelitian tentang  ikan, amfibi,  dan reptil. Ini mungkin karena ada beberapa pertanyaan, apakah ada permainan atau tidak sama sekali pada kelompok hewan tersebut, menurut penelitian tersebut. 

Tertawa pada manusia diperkirakan berasal dari saat bermain, hipotesis yang didukung oleh tawa terengah-engah terkait permainan pada banyak spesies primata.

"Tawa manusia,  mungkin telah berevolusi dari suara terengah-engah serupa yang, 'seiring waktu evolusi, telah menjadi ritual menjadi 'ha ha ha',  yang disuarakan yang kita gunakan saat ini," kata Winkler.  

Baca Juga: Ducati Jadi Penantang Serius Gelar Juara Dunia Moto GP 2021, Rebut Podium 1-2 di Sirkuit Le Mans-Perancis

Orang-orang masih tertawa selama bermain, kata Winkler: "Tapi, kami juga memasukkan tawa ke dalam bahasa dan perilaku non-bermain, menggunakan tawa dalam berbagai cara, untuk menyampaikan berbagai emosi yang mungkin positif atau negatif." 

Tawa manusia sangat berbeda dari tawa hewan, dan juga volumenya. Orang-orang yang tertawa keras, kerap sebagai cara untuk membangun keikutsertaan dalam suatu kelompok. Sebagai perbandingan, ketika kebanyakan hewan tertawa, suaranya sangat pelan,  cukup keras untuk didengar oleh pasangan yang tertawa, menurut penelitian. 

"Sungguh menakjubkan bahwa begitu banyak hewan memiliki fungsi vokalisasi yang serupa selama bermain," kata Winkler. "Tapi,  kami memiliki bagian unik dari tawa manusia,  yang juga merupakan area penting untuk penelitian di masa depan."*** 

 

Sumber: Live Science

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler