Connie Francis, Legenda Hidup Amerika: Cinta dan Patah Hati

24 Februari 2021, 02:08 WIB
CONNIE FRANCIS: Inilah legenda hidup Amerika lewat lagu-lagunya yang mayoritas bernuansa dna bersyair sendu dan sentimentil: tentang manisnya cinta, pahitnya patah hati, atau kesendirian yang menyakitkan./AMAZONE/ /KALBAR TERKINI/CORNELIS OKTAVIANUS

KALBAR TERKINI -  Roda waktu terus berputar seiiring bergantinya zaman. Tapi di jagat musik dunia, Conie Francis terlanjur melegenda. Tua-muda penikmat musik Barat, bahkan kalangan milienial sekalipun, dijamin tertegun dan menghelas nafas  mendengar suara dan syair-syair lagunya.  

Sendu, memilukan, tembang-tembangnya  selalu bercerita tentang manisnya cinta, patah hati, dan merasa kehilangan setelah sang kekasih telah tiada. Inilah ciri khas dari sebagian besar lagu-lagu Francis. "Saya ingin berbagi hidup dan kenangan dengan penggemar, saat saya masih hidup," katanya, sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.com dari Fox News.

Baca Juga: Miliki Ruang Tenun dan Ruang Tato, Rumah Betang Dayak Iban Sungai Utik Segera Kelar

 Who's sorry now

Whose heart is achin'

for breakin' each vow

Who's sad and blue

who's cryin' too

Just like I cried

over you

Right to the end...

(Siapa yang menyesal sekarang

Yang hatinya sakit

yang  melanggar setiap sumpah

Siapa yang sedih, dan sedih

Siapa yang menangis juga

sama seperti aku

menangis di atas kamu

 sampai akhir....)

 Baca Juga: Tajok, Miras Tradisional Dayak, Disarankan untuk Jaga Kesehatan

Who's Sorry Now (Siapa yang Sekarang Minta Maaf) menjadi hits di Amerika, bahkan, dunia. Generasi penikmat musik Barat, yang berusia jauh di atas generasi sekarang, sangat hafal dengan lagu ini, tentang penyesalan yang tak bisa dimaafkan, ketika cinta ingin disatukan kembali. 

Nama Francis begitu mendunia pada dekade 1950-1960-an. lagu-lagunya laris-manis di pasaran, semisal Who's Sorry Now, Lipstick Collar atau  Stupid Cupid. Sesekali ada tema rohani dalam sejumlah lagunya. 

Sejumlah film berikut jalan cerita produksi dekade 1960-an, diadaptasi dari judul dan syair lagunya. Sebutlah Where the Boys Are, Follow the Boys (1936), Looking For Love (1964), atau When the Boys Meet the Girl (1965).

Dalam usia 78 tahun, Francis menerima  Penghargaan Prestasi Seumur Hidup di Festival Film Internasional Palm Beach di Boca Raton, Florida. “Setelah bertahun-tahun, saya masih suka menyanyi," katanya kepada People sebagaimana dilansir Fox News. 

Selain dikenal   sebagai seorang musisi, penyanyi dan membintangi sejumlah film, Francis menjadi pembicara dalam hal kesehatan mental. Perjalanan hidup dan usaha yang luar biasa, telah mengantarnya ke puncak sukses.

Lahir dengan Concetta Rosemarie Francon dari keluarga Italia -Amerika pada 12 Desember 1938 di Newark, New Jersey, AS, Francis adalah anak pertama dari pasangan George Franconero dan Ida Franconero. Sejak kecil,  ayahnya yakin bahwa kelak Francis akan menjadi penyanyi.

Karier sebagai penyanyi berawal dalam usia 12 tahun, ketika Francis mengikuti audisi untuk program acara Arthur Godfrey’s, Startime Talent Scouts. Dari sinilah Francis mencoba menjala panggung demi panggung, dan akhirnya, berhasil. Francis kemudian menggunakan nama panggung: Connie Francis atas saran dari Godfrey’s, agar lebih mudah diucapkan.

Selama empat tahun bernyanyi di program acara tersebut, ayah Connie dan manajer Connie, George Scheck, mengumpulkan yang yang dihasilkan Connie, agar bisa digunakannya untuk merekam empat lagu di sebuah studio, dan berharap dapat menjualnya di label-label musik.

Setelah ditolak oleh banyak label, Francis akhirnya mendapat tanda tangan kontrak bersama Metro-Goldwyn-Mayer (MGM) Record pada 1955. Bersama MGM Record, Francis merilis sebuah lagu berjudul Freddy.

Baca Juga: Dapati Wisatawan Sesat di Danau Sentarum, Kemenhub: Perlu Dipasang Rambu Sungai

Namun, lagu tersebut gagal di pasaran. Begitu pula dengan lagu-lagu berikutnya. Setelah menghasilkan 10 single dan 1 single duet, MGM Record memutuskan untuk mengakhiri kontrak dengan Fransis paskasesi rekaman untuk lagu terakhir mereka.

Setelah sempat lama patah hati, sang ayah berhasil meyakinkan Francis untuk kembali menyanyi. Francis kemudian mengaransemen sendiri Who Sorry Now sebagai lagu terakhirnya bersama MGM Record.

Musik dari lagu Who Sorry Now sebelumnya pernah ditulis oleh Bert Kalmar dan Harry Ruby pada 1920. diubah oleh Francis menjadi  rock ballad kemjudian direkam pada 1957.

Ternyata lagu ini disukai banyak pendengar. Francis kemudian diundang di beberapa acara yang dipandu oleh presenterkondang kala itu, Dick Clarke lewat acara American Bandstand dan The Saturday Night Beechnut Show, dengan menyanyikan lagu Who Sorry Now.

Lagu tersebut meledak, dan terjual hingga jutaan kopi dalam kurun waktu kurang dari enam bulan. Bahkan, lagu ini sempat berada di posisi puncak di UK Single Chart. Francis mendapat kontraknya kembali dengan MGM Record, kemudian menciptakan beberapa lagu.

Ketika bertemu dua penulis lagu kenamaan, Neil Sadaka dan Howie Greenfield, bermunculan sederet tembang yang juga hits. Di antaranya, My Happiness (1958), Stupid Cupid (1958), dan My Heart Has a Mind of It’s Own (1960).***

 

Sumber: Fox News

   

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler