PONTIANAK, KALBAR TERKINI - Berjalan terseok-seok, bicara ngawur, dan sekali tersandung batu, langsung...gubrak deh! Beginilah efek berlebihan jika kebangetan mengkonsumsi tajok.
Tajok, inilah nama minuman keras (miras) Suku Dayak, pribumi Pulau Kalimantan. Di pedesaan yang jauh dari wilayah pesisir di seantero Provinsi Kalimantan Barat, tajok selalu diproduksi, karena merupakan bagian dari tradisi masyarakat Dayak. Tak ada larangan, kecuali imbauan dari pemerintah kabupaten dan kota setempat, supaya penggunaannya tidak berlebihan.
"Yah, namanya saja adat, bagian dari adat. Generasi muda bisa saja minum tajok, asalkan diminum untuk kesehatan. Rempah-rempahnya sudah sejak dulu diyakini berkhasiat untuk menyehatkan badan. Jadi, minum jangan lebih, tidak baik untuk kesehatan," saran Tobias Ranggi, tokoh adat Dayak dari Kabupaten Kapuas Hulu kepada Kalbar-Terkini.com, belum lama berselang.
Dalam ritual-ritual masyarakat Dayak apalagi yang berskala besar seperti Gawai Dayak, tajok pasti beredar di kalangan peserta sebelum tampil mementaskan tarian perang Dayak. Tentu saja, yang menenggak adalah kaum lelaki, walaupun ada pula wanita yang bela-belain meminumnya, kendati pasti disertai bisikan 'sssst', dengan telunjuk di bibir.
Baca Juga: Miliki Ruang Tenun dan Ruang Tato, Rumah Betang Dayak Iban Sungai Utik Segera Kelar
Tak jelas, kenapa tajok bisa 'beda-beda tipis' baik campuran, aroma maupun rasanya, dengan arak, miras yang juga banyak dibuat oleh masyarakat Tionghoa. Namanya, bagi warga Kalbar, disebut Cong Yang.
Yang pasti, tajok merupakan miras idola dibandingkan tuak, minuman berkadar alkohol, yang kadarnya jauh lebih rendah, terbuat dari air nira. Tuak beda dengan 'kesaktian' tajok di mana miras ini dibuat dari fermentasi air beras.
Jika berlebihan meminum tajok alias lebih dari tiga-empat sloki, maka saat pulang berjalan kaki, akan sangat berisiko. Mata menjadi sayu karena ngantuk, pandangan kabur, dan...jalan yang datar, terlihat menurun curam, atau menanjak, dan pasti yang minum tajok akan berjalan semakin gontai dengan gerak-gerik yang 'makin tak jelas'.
Baca Juga: Mengabdi di Tanah Kelahiran, Jenderal Asal Ketapang Balek Kampong