Miliki Ruang Tenun dan Ruang Tato, Rumah Betang Dayak Iban Sungai Utik Segera Kelar

- 23 Februari 2021, 14:53 WIB
TATO DAYAK
TATO DAYAK /@YouTube/Tato Dayak

KAPUAS HULU, KALBAR TERKINI – Setelah sempat terbakar beberapa waktu lalu, masyarakat Komunitas Dayak Adat Iban Menua Sungai Utik, Desa Batu Lintang daerah perbatasan Indonesia-Malaysia Kecamatan Embaloh Hulu wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat segera memiliki rumah betang kembali.

Pembangunan rumah budaya sebagai upaya melestarikan budaya adat setempat dan dilakukan secara swadaya dan gotong royong.

Rumah budaya tersebut sebelumnya sebelumnya sudah diikutsertakan dalam pameran arsitektur Mother Eartth and Architecture yang dilaksanakan Desember 2019 di Jakarta.

Baca Juga: Dibesarkan Orang Asal Kapuas Hulu, Lasarus Minta PDIP Buatkan Galery Tokoh Lokal

Saat itu bersamaan dengan desain ibu kota negara baru di Kalimantan Timur, Rumah Budaya Sungai Utik hadir pada Indelfnesia Tahun 2020 Urban and Architecture di X TU Delft¸Netherland-Belanda.

"Rumah budaya itu menjadi replika rumah panjang (Betang) Dayak Iban mendekati arsitektur asli di masa dulu, saat ini umumnya rumah panjang yang ada sudah dimodifikasi," kata Ketua Serakop Iban Perbatasan Herkulanus Sutomo Manna, dilansir dari Antara Selasa 23 Februari 2021.

Baca Juga: Asik Bermain di Sungai Sibau, Warga Kapuas Hulu Tewas Tenggelam


Disampaikan Sutomo, pembangunan rumah budaya Sungai Utik tersebut di mulai sejak 2 Nopember 2019 lalu, yang dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat adat setempat.

Menurut dia, dalam rumah budaya itu terdapat tujuh bilik (pintu) yang akan digunakan untuk perpustakaan, ruang tato, ruang tenun, ruang artefak budaya, ruang IT dan beberapa fasilitas pendukung lainnya.

"Dengan adanya rumah budaya itu kami berharap dapat semakin mengembangkan keberadaan Sungai Utik sebagai pusat belajar adat dan budaya Dayak Iban terutama bagi generasi muda," ucap Sutomo yang juga pengurus Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Daerah Kapuas Hulu.

Baca Juga: Minta Masyarakat Jaga Keharmonisan, Bupati Kapuas Hulu: Terimakasih Dukungan Semua Pihak

Apalagi kata Sutomo, sejak lama Sungai Utik sudah terkenal sebagai tujuan wisata minat khusus adat budaya dan selalu menjadi tempat belajar aktivis, ilmuwan dan akademisi dari berbagai penjuru dunia.

Kepala Desa Batu Lintang Raymundus Remang mengatakan sejak Maret 2020 lalu masyarakat sepakat menutup kampung dari aktivitas luar karena wabah COVID-19, sehingga komunitas masyarakat adat Sungai Utik fokus membangun di dalam kampung salah satunya dengan mendirikan rumah budaya.

" Keberadaan rumah budaya itu akan menjadi bagian kontribusi Sungai Utik bagi upaya pelestarian nilai adat dan budaya Dayak Iban, kami optimis Agustus 2021 mendatang rumah budaya itu sudah diresmikan," kata Remang yang juga Ketua Gerempong Menua Judan Sungai Utik (organisasi komunitas masyarakat adat).

Baca Juga: Kecelakaan Speed Boat di Kapuas Hulu, Empat Selamat Satu Masih Proses Pencarian

Remang menyebutkan Desa Batu Lintang merupakan masyarakat adat pertama di Kapuas Hulu yang mendapat pengakuan masyarakat hukum adat dan kemudian mendapat pengakuan hutan adat untuk wilayah adat yang dikelola masyarakat.

"Pada Tahun 2019, kami sebelumnya pernah menerima penghargaan Equator Prize dari UNDP, sebuah organisasi yang berada dibawah naungan PBB dan mendapat penghargaan Kalpataru atau penghargaan di bidang lingkungan tertinggi di Indonesia," ucap Remang.

Sementara itu, Ketua Yayasan Widya Cahaya Nusantara (YWCaN), Brunoto Arifin menyatakan ada banyak hal yg istimewa dari masyarakat Sungai Utik melalui local wisdom, masyarakatnya berhasil mempertahankan wilayah atau hutan adat dan budaya (wilayah adat 10.078,4 hektare dan hutan adat 9.480 hektare.

Baca Juga: Dapati Wisatawan Sesat di Danau Sentarum, Kemenhub: Perlu Dipasang Rambu Sungai

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x