Gelar Misa di Reruntuhan Gereja Mosul, Paus ke ISIS: Membunuh atas Nama Tuhan adalah Salah!

- 7 Maret 2021, 20:49 WIB
PAUS FRANCIS KE ISIS -  Paus Francis berpesan ke ISIS dalam homilinya di antara reruntuhan Gereja Katolik Mosul: Membunuh atas Nama Tuhan adalah salah!./REUTERS/
PAUS FRANCIS KE ISIS - Paus Francis berpesan ke ISIS dalam homilinya di antara reruntuhan Gereja Katolik Mosul: Membunuh atas Nama Tuhan adalah salah!./REUTERS/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Paus Francis, yang dalam perjalanan bersejarah pertama oleh seorang paus ke Irak, terlihat tersentuh oleh kehancuran kota tersebut. Dia pun berdoa untuk semua arwah warga Mosul yang telah meninggal.

"Betapa kejamnya negara ini, tempat lahir peradaban, harus dilanda pukulan yang begitu biadab. Tempat-tempat ibadah kuno dihancurkan dan ribuan orang - Muslim, Kristen, Yazidi dan lainnya, secara paksa mengungsi atau dibunuh,"  kata Paus Francis.

"Hari ini, bagaimanapun, kami menegaskan kembali keyakinan kami, bahwa persaudaraan lebih tahan lama daripada pembunuhan,  bahwa harapan lebih kuat daripada kebencian, bahwa perdamaian lebih kuat daripada perang," lanjutnya.

Keamanan superketat diberlakukan selama perjalanan Paus Francis ke Irak. Truk pikap militer yang dipasangi senapan mesin terlihat mengawal iring-iringan mobil Paus Francis, dan petugas keamanan berpakaian preman, berbaur di Mosul dengan gagang senjata yang muncul dari balik ransel hitam di dada mereka.

Dalam pernyataannya secara langsung ke ISIS, Paus Francis menyatakan: "Harapan tidak akan pernah bisa dibungkam oleh darah yang ditumpahkan oleh mereka yang menyesatkan nama Tuhan untuk mengejar jalan kehancuran!"

Paus kemudian membaca doa yang mengulangi salah satu tema utama perjalanannya. "Membenci, membunuh, atau berperang atas nama Tuhan, adalah selalu salah," tegas Paus Francis. 

Baca Juga: Rakyat Berguguran, Militer Cari Masalah Baru: Sidangkan Menterinya Suu Kyi!

Nasrani Irak Takut Kembali

Komunitas Nasrani Irak, salah satu agama tertua di dunia telah mengalami nestapa akibat konflik selama bertahun-tahun di negara itu. Jumlahnya tersisa 300 ribu anggota jemaatdari sekitar 1,5 juta, sebelum AS melakukan invasi ke Irak pada 2003 disusul terjadinya kekerasan militan secara brutal. 

Pendeta Raid Adel Kallo dari Gereja Kabar Baik yang hancur, menceritakan bagaimana ketika pada 2014 dia melarikan diri dengan 500 keluarga Kristen dan sedih melihat kurang dari 70 keluarga yang menghadiri misa Paus sekarang ini.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah