Nekat Tayang Klip Artis Porno AS, Iran Periksa Aplikasi Rubika

- 6 Maret 2021, 00:50 WIB
VIDEO 'SEKS' - Lenggak-lenggok lewat layanan streaming dari duet Sasy, penyanyi pop Iran yang sudah hengkang ke AS bersama artis porno Alexis Texas, memancing kemarahan otoritas Iran. Teaser video klip 'Tehran Tokyo' lagi dicandui anak-anak muda Iran./TIME SOFT ISRAEL/
VIDEO 'SEKS' - Lenggak-lenggok lewat layanan streaming dari duet Sasy, penyanyi pop Iran yang sudah hengkang ke AS bersama artis porno Alexis Texas, memancing kemarahan otoritas Iran. Teaser video klip 'Tehran Tokyo' lagi dicandui anak-anak muda Iran./TIME SOFT ISRAEL/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

TEHERAN, KALBAR TERKINI -  Namanya saja anak muda.  Sebuah teaser singkat dari video klip Sasy atau Sasan Yafteh (32) sedang dicandui anak-anak muda di Republik Islam Iran, suatu negara yang sangat ketat memberlakukan Syariat Islam.

Tak pelak lagi, penampilan Sasy bersama seorang aktris porno AS, Alexis Texas yang sedang menari,akhirnya bocor ke telinga pemerintah, sehingga pihak Rubika, aplikasi buatan Iran yang menayangkan teaser video musik  bertajuk Tehran Tokyo ini, mulai diusut.

Dikutip Kalbar-Terkini-com dari The Associated Press, Sabtu, 6 Maret 2021,  Sasy juga dituding sebagai amoral apalagi Sasy tak lagi menjadi warga negara Iran setelah penyanyi pop underground  ini, pada 2009 hengkang ke California, AS, musuh bebuyutan negaranya.

Aplikasi Rubika ini sejak Rabu, 3 Maret 2021,  mulai diselidiki oleh para pejabat setelah beredarnya teaser Tehran Tokyo. Lebih membuat Pemerintah Irna geram, video tersebut juga menampilkan penampilan aktris porno AS itu. 

Baca Juga: Kasus 'Tandav', Picu Industri Perfilman Bollywood Berhati-hati Menulis Skenario

Selama beberapa hari terakhir, banyak warga Iran di media sosial mengkritik aplikasi distribusi video tersebut, karena dianggap berdampak negatif kepada kaum muda. Video Sasy tidak diizinkan di Iran meskipun banyak yang membagikannya melalui media sosial.

Di bawah hukum Iran, musik buatan luar negeri, bahkan yang berbahasa Persia, membutuhkan izin dari pihak berwenang. Di bawah tekanan dari kelompok garis keras, Pemerintah Iran telah lama memblokir akses ke banyak situs web dan platform media sosial, dari YouTube, Facebook, Twitter, dan Telegram.

Banyak orang Iran, terutama kaum muda, mengakses media sosial melalui VPN, proxy Instagram, dan WhatsApp yang tetap tidak diblokir. Kelompok garis keras di pemerintahan telah lama memandang pesan sosial dan layanan media sebagai bagian dari 'perang lunak' oleh Barat melawan Republik Islam Iran.*** 

 

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x