NEW DELHI, KALBAR TERKINI - Tak semua polisi dan tentara Myanmar yang harus dibenci oleh rakyat anti-junta. Pasalnya, ternyata banyak di antara mereka yang sebenarnya tidak tega bertindak keras kepada demonstran sehingga menolak perintah junta kemudian melarikan diri ke India.
Dalam beberapa hari terakhir, sudah sekitar 30 perwira polisi berpangkat rendah yang berhasil menembus perbatasan Myanmar menuju India. Mereka membawa istri dan anak-anaknya.
Mereka memilih lari karena ancaman tindakan sangat tegas dari pihak Tatmadauw, nama Angkatan Bersnejata Myanmar, karena berulangkali menolak untuk menekan rakyatnya sendiri.
Baca Juga: Wah, China Gugup Hadapi Ancaman AS: Anggaran Militernya Naik Hari Ini!
Itu sebabnya, sebagaimana ditegaskan oleh Maria Zuali, pejabat senior pemerintah di distrik Champhai, Negara Bagian Mizoram, India, pihaknya mulai meningkatkan patrolinya di perbatasan Myanmar sejak Jumat, 5 Maret 2021.
Sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.com dari Reueters, Maria ketika diwawancarai lewat telpon menyatakan bahwa peningkatan frekuensi patroli ini bertujuan untuk menghentikan masuknya pengungsi.
"Beberapa petugas polisi berhasil melarikan diri ke Myanmar karena mereka menolak perintah dari junta militer di sana. Sekarang, kami tidak mengizinkan siapa pun masuk," katanya.
Baca Juga: Tuding Eropa Politisir Fasilitas Nuklirnya, Presiden Iran: Saya Peringatkan!
Militer Myanmar menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis pada 1 Februari 2021 yang memicu protes secara nasional yang telah menewaskan lebih dari 50 orang. Seorang juru bicara militer belum berkomentar tentang pembelotan polisi.