KOTA ZAMBOANGA - Gerombolan teroris Dawlah Islamiya (DI) yang beroperasi di pedalaman Filipina, kerap menggunakan istri atau anak bahkan bayi mereka sebagai tameng selama pertempuran dengan Angkatan Bersenjata Filipina dalam beberapa pekan terakhir.
Begitu pula yang terjadi selama mereka dihajar Batalyon Infanteri ke-55 Angkatan Bersenjata Filipina di sarangnya di pedalaman kawasan Barangay Tamparong, Madalum, Provinsi Lanao del Sur (Lanao Selatan), Filipina, Rabu, 3 Maret 2021.
Aparat menemukan sejumah peluru berbagai kaliber, sejumlah bom rakitan, komponen pembuat bom, bahan lain pembuat senjata, jatah makan, berbagai barang pribadi, dan tempat tidur gantung bayi.
Melihat temuan-temuan tersebut, Komandan Batalyon Infanteri ke-55 Letkol Franco Raphael Alano menyatakan kasihan kepada keluarga para teroris. Selama serangkaian operasi militer beberapa pekan lalu hingga terakhir kali, juga ditemukan peralatan rumah tangga, anak dan bayi.
Baca Juga: Berkhianat tanpa Sengaja: Dikejar Polisi, Pengedar Narkoba Lari ke Sarang 'Cybersex' Temannya
"Terbukti bahwa mereka bahkan tidak memperhatikan keselamatan keluarga, menempatkan mereka dalam bahaya besar," kata Alano sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.com dari Philippines News Agency (PNA), Kamis, 4 Maret 2021.
Pertempuran ini berlangsung selama lima jam setelah setelah aparat mendapatkan laporan dari warga desa-desa di kawasan itu tentang berkeliarannya orang-orang bersenjata.
Menurut Kementrian Pertahanan Filipina dalam pernyataannya pada Kamis ini, sebagaimana dilaporkan PNA dari Kota Zamboanga, Filipina Selatan, Batalyon Infanteri ke-55 kemudian menindaklanjuti laporan tersebut, dan terlibat pertempuran dengan kawanan DI.
Tak dilaporkan kemungkinan teroris yang tewas ketika sarangnya digerebek. Hanya diberitakan, pertempuran itu berakhir ketika anggota-anggota gerombolan pengacau yang mengatasnamakan agama ini, lari berhamburan ke berbagai arah.