Mumia, produk yang dibuat dari tubuh mumi, adalah zat obat yang dikonsumsi selama berabad-abad oleh kaya dan miskin.
Sisa-sisa daging manusia ini tersedia di toko-toko apotek, yang dibawa dari makam Mesir ke Eropa.
Sejak abad ke-12, apoteker menggunakan mumi yang digiling untuk khasiat obat dari Mesir yang disebut 'dunia lain' untuk 500 tahun ke depan.
Di dunia tanpa antibiotik, dokter meresepkan tengkorak, tulang, dan daging yang dihaluskan untuk mengobati penyakit.
Baca Juga: Mumi Ramses II dan Nefertari akhirnya Dipajang di Museum Mesir
Mulai dari sakit kepala hingga mengurangi pembengkakan, atau menyembuhkan wabah. Tapi, tidak semua orang yakin.
Guy de la Fontaine, seorang dokter kerajaan, meragukan mumia adalah obat yang berguna, dan melihat mumi palsu yang dibuat dari seorang petani mati di Alexandria pada 1564.
Dia menyadari bahwa orang bisa ditipu. Mereka tidak selalu memakan mumi kuno yang asli.
Pemalsuan ini menggambarkan poin penting: ada permintaan konstan untuk daging orang mati untuk digunakan dalam pengobatan, dan pasokan mumi Mesir asli tidak dapat memenuhi ini.
Baca Juga: Hiy! Mesir Gelar Parade Mumi Malam-malam