KALBAR TERKINI - Vampir atau drakula ternyata ada. Manusia pengisap darah bukanlah sekadar cerita mitos yang terlanjur hidup ratusna tahun dalam khasanah budaya umat manusia.
Manusia vampir sebenarnya ada, setidaknya orang yang mengaku vampir, dan mereka ada di skeitar kita dengan berbagai profesi: dokter, tentara, polisi, pejabat publik, atau artis.
Jumlah mereka ribuan, dengan demografi melampaui kelas, ras, dan gender. Tapi, ada alasan mengapa mereka tetap dalam bayang-bayang, sebagaimana yang dilansir Kalbar-Terkini.com dari liputan khusus The Guardian, Sabtu, 15 Agustus 2015.
Hanya saja, 'kaum' ini protes tentang gambaran vampir dalam film-film Hollwood yang identik sebagai peminum darah manusia.
Minum darah bukanlah hal yang diinginkan oleh vampir dalam kehidupan nyata.
Sebab yang utama dalam meminum darah adalah tidak ada gigitan, karena itu tidak aman atau tidak higienis.
Bahkan, dengan terlalu banyak arteri vital, leher bukanlah tempat yang disukai. Transaksi bukanlah pembantaian yang meninggalkan korban tak bernyawa di gang gelap.
Vampir juga tidak tidur di peti mati atau terbakar di siang hari, dan juga dibantah tentang bawang putih sebagai penangkal.