Sekolahnya saja hanya tamatan SD, dan tidak bisa komputer.
Bisa menggunakan ponsel android, baru baru ini saja dan itu juga diajari sama cucu-cucunya," ungkapnya.
Sementara itu, mengenai aliran uang di rekening Mustopa NR yang mencapai Rp800 juta, Fauziah menjelaskan bahwa uang tersebut berasal dari tiga anaknya yang bekerja di luar Negeri.
"Uang itu, jika ditotal mencapai Rp800 juta.
Uang itu dikirim anak-anaknya almarhum yang kerja di luar negeri, satu di Korea dan dua lainnya di Taiwan," jelas Fauziah.
Fuziah menjelaskan uang tersebut dikirim melalui rekeningnya, setelah terkumpul baru ditransfer ke rekening ayah mertuanya, Mustopa.
Uang kiriman dari ketiga anaknya itu, digunakan untuk membeli lahan, sawah, rumah, hingga kendaraan.
"Anak pertama almarhum atau suami saya gajinya Rp30 juta per bulan di Korea, lalu yang dua di Taiwan masing-masing Rp15 juta.
Jadi ada yang dikirim untuk beli-beli sawah, rumah, tanah, hingga kendaraan," ujarnya.
Bahkan dari total catatan uang di rekening yang tercatat sudah digunakan untuk membeli setidaknya 12 macam, mulai dari sawah, kebun, rumah, kendaraan motor dan mobil, hingga removasi rumah.
Fauziah menampik isu uang Rp200 juta di rekening Mustopa diduga sebagai dana teroris.
Fauziah juga mertuanya terlibat di gerakan teroris karena selama ini berbaur dengan masyarakat.***