Persekutuan Gereja Indonesia Jangan Mau Diperalat Novel Baswedan

- 30 Mei 2021, 18:33 WIB
 Gedung Sekretariat Pusat PGI./FOTO: PGI/
Gedung Sekretariat Pusat PGI./FOTO: PGI/ /PGI

"Sehingga keputusan pimpinan KPK,  yang mewajibkan pegawainya mengikuti TWK,  sudah sangat tepat,  dan sesuai statement Presiden RI. Bagi yang tidak lulus harus berjiwa besar segera keluar dari KPK. Sebab KPK bukanlah milik pribadi Novel,  yang bisa dijadikannya sebagai kerajaan milik pribadinya. Jangan sampai terjadi penilaian bahwa KPK adalah Novel dan Novel adalah KPK," tambah pihak IPW.

Pihak IPW berkeyakinan,  masih banyak orang yang lebih hebat dari Novel di dalam internal KPK. Namun,  gegara framing terhadap Novel begitu dihebohkan,  sehingga semua prestasi yang dicapai KPK selama ini, seolah olah adalah hasil kerja pribadi Novel Baswedan, mantan Komisaris Polri.

Baca Juga: Junta Myanmar 'Nangis Darah': Total Energies dan Puma Hentikan Operasional!

"Kesan ini yang harus dibersihkan. Seluruh anak bangsa harus menyadari bahwa KPK adalah milik bangsa Indonesia,  dan bukan milik pribadi Novel Baswedan," tegas Neta atas nama IPW.

Pernyataan PGI

Sementara itu,  PGI lewat Sekretaris Umum Pendeta Jacky Manuputty menegaskan, KPK telah berulang kali terjadi upaya pelemahan KPK sejak awal berdirinya, baik dari luar maupun dari dalam KPK sendiri.

Terhadap semua upaya pelemahan KPK, PGI selalu mengambil posisi untuk menentang pelemahan dimaksud. Dokumen-dokumen sikap PGI terdata dengan baik. Dalam pertemuan PGI dengan perwakilan karyawan KPK yang berkunjung ke Grha Oikoumene Jumat,  28 Mei 2021, sebagaimana dilansir dari PGI.co.id,  telah dibicarakan berbagai hal terkait persoalan yang saat ini dialami oleh 75 karyawan KPK yang dinonaktifkan.

Menurut PGI, banyak isu berhimpitan di situ, namun terasa ada aroma ketidakadilan yang menonjol terkait penonaktifkan 75 karyawan dimaksud. Narasi dominan yang berkembang di publik selama ini bahwa KPK telah mengalami talibanisasi dan radikalisme (bahkan sering diumbar di publik bahwa NB adalah motornya). "Bisa jadi dalam kadar tertentu isu ini benar karena kita tak pernah mengetahui bagaimana menakarnya," kata  Manuputty.

Kalaupun hal ini ada, menurut Manuputty atas nama PGI, tentu tak bisa dipukul rata untuk 75 orang dimaksud. Banyak di antara 75 karyawan yang dinonaktifkan itu beragama Kristen, Buddha dan lainnya, yang jelas-jelas tak bisa masuk dalam kategori itu.

Baca Juga: 181 Penumpang Selamatkan Diri Mencebur ke Laut, KM Karya Indah Terbakar di Laut Maluku Utara

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah