LEGAZPI, KALBAR TERKINI - Penguasaan pembuatan senjata api maupun bahan peledak dari kelompok teroris komunis Filipina kian membahayakan sehingga berdampak ke Indonesia, tetangga terdekatnya. Selain persenjataan, Tentara Rakyat baru (New People Army/NPA) ini terindikasi memproduksi granat anti-personel dan bom canggih.
Kehadiran peledak-peledak ini ditengarai telah menandai penguasaan teknologi persenjataan dari kelompok berhaluan Komunis Tiongkok, Maois. Penguasaan teknologi perang mereka, diprediksi lebih maju ketimbang kelompok-kelompok radikal Islam dari sayap ISIS dan al-Qaeda.
Karena tujuan gerombolan-gerombolan ini tak lain adalah untuk mengacaukan lewat aksi teror, diyakini tak tertutup kemungkinan kelompok-kelompok ini sudah dan sedang menjalin kerjasama dengan 'kameradnya' di Indonesia, apa pun latar belakang ideologinya.
Dari catatan Kalbar-Terkini.com, jajaran Polri berulangkali mengungkap penyelundupan senjata dari Filipina ke kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), sayap ISIS di Poso, Sulawesi tengah, dan Kelompok kriminal Bersenjata di Papua.
Pada 28 Mei 2015 malam misalnya, W alias F alias U alias Iron, ditangkap jajaran Polda Sulut di Kompleks Taman Kesatuan Bangsa, di kawasna jantung Kota Manado, Ibu Kota Sulut. W ternyata mempasok persenjataan berikut logistik untuk jaringan MIT lewat komandannya, Abu Wardah alias Santoso, yang belakangan tewas diterjang peluru aparat.
Baca Juga: Pernah Dipolisikan Tim Kepresidenan, Berikut Profil Jurnalis Najwa Shihab
Baca Juga: Junta Culik Wanita Cantik, hanya Tuhan yang Tahu Nasibnya!
Baca Juga: Teroris 'Sukses' Permalukan Indonesia: AS Berlakukan 'Securty Alert'!
Terungkap, Santoso selama ini mendapatkan pasokan tersebut dari Filipina lewat Manado yang dibawa dengan mobil melewati jalan Trans Sulawesi. Pesanan terakhir bernilai total Rp 130 juta.