Persenjataan ini, antara lain, sepucuk M16 baby berikut empat magasin, 200 butir peluru senjata M16, sepucuk senjata Barret 50 Sniper SN Nomor 241586, 20 butir peluru M50, satu granat nanas, satu buah roket mini Bukttap dengan kode Ava 0069-89, serta 16 butir amunisi berukuran lebih kecil dari amunisi FN 45.
Pada 3 November 2020, tiga penyelundup senjata api diringkus oleh jajaran Ditkrimum Polda Papua Barat di Manokwari, ibu kota provinsi tersebut. Polda menyita pula enam pucuk senjata api, 43 butir peluru kaliber 45, dan tiga magazin.
Juga terungkap, persenjataan ini, yang juga sudah masuk ke Nabire, diselundupkan melalui Kota Manado, Ibu Kota Provinsi Sulut. Manado, Sulawesi Utara.
Persenjataan berikut logistiknya juga rawan dipasok ke Negara Bagian Sabah, Malaysia, yang berada di Pulau Kalimantan, lewat kerjasama antarteroris sekalipun dengan latar belakang ideologi yang berbeda.
Sabah sendiri berdekatan bertetangga dengan provinsi-provinsi Indonesia di pulau tersebut.
Petinggi Militer Filipina Kaget
Sebagaimana dikutip dari media Pemerintah Filipina, Philippine News Agency, Jumat, 9 April 2021, indikasi ini setidaknya terlihat lewat temuan 53 ranjau anti-personel buatan NPA di Barangay Del Carmen,Kotamadya Lagonoy, Provinsi Camarines Sur.
Kapten John Paul Belleza, Juru Bicara Divisi Infanteri 9 Angkatan Bersenjata Filipina menegaskan, bahan-bahan peledak ini ditemukan di lokasi pertempuran melawan NPA.
Dari laporan warga setempat tentang kemunculan NPA, Batalyon Infanteri 96 menggelar operasi keamanan kemudian terlibat pertempuran pada Senin, 5 April 2021. Belleza tidak dapat merinci jumlah personel NPA. Hanya disebutkan, jumlah mereka tak bisa ditentukan.
"Setelah baku tembak selama 20 menit, musuh mundur, meninggalkan tumpukan ranjau anti-personel," katanya ketika diwawancarai pada Jumat kemarin.