Network
KALBAR TERKINI - Raksasa teknologi Google dituding mempersulit pengguna ponsel cerdas untuk merahasiakan informasi lokasi. Sebaliknya, Google menyatakan tudingan tersebut kesalahan informasi. Ini karena Google selalu memasukkan fitur privasi ke dalam produknya, dan memberikan kontrol yang kuat untuk data lokasi.
Tudingan ini tercantum dalam gugatan pihak Negara Bagian Arizona, AS, terhadap mesin pencarian raksasa paling kredibel di dunia ini. Dokumen yang tidak bisa dibuktikan dalam gugatan ke Google menunjukkan, tudingan itu dilancarkan oleh kalangan eksekutif dan insinyur di negara bagian ke-48 atau negara bagian terakhir di AS tersebut.
Baca Juga: Johnson & Johnson Dihukum 4,7 Miliar Dolar AS: Bedaknya Penyebab Kanker Ovarium?
Dikutip Kalbar-Terkini.com dari The Verge, Sabtu, 29 Mei 2021, dokumen itu menyarankan Google supaya mengumpulkan data lokasi, bahkan setelah pengguna menonaktifkan berbagi lokasi, dan membuat setelan privasi sulit ditemukan oleh pengguna.
'Orang dalam' di Google juga melaporkan, dokumen tersebut menunjukkan bahwa Google menekan produsen ponsel untuk menyembunyikan pengaturan privasi, karena pengaturan tersebut populer di kalangan pengguna.
Baca Juga: Korut Ancam Perbesar Persenjataan Nuklir, Rudalnya Sanggup Jangkau Negara AS
Jaksa Agung Arizona Mark Brnovich mengajukan gugatan terhadap Google pada Mei 2021, menuduh Google melacak lokasi pengguna Android secara ilegal, tanpa persetujuan pengguna, meskipun pengguna telah menonaktifkan fitur pelacakan lokasi.
Gugatan tersebut menyarankan Google agar pelacakan lokasi tetap berjalan di latar belakang untuk beberapa fitur, dan hanya menghentikan praktik tersebut saat pengguna menonaktifkan pelacakan tingkat sistem.
Baca Juga: Penerimaan CPNS 2021 Sudah Resmi Dibuka, Catat Jadwal Pelaksanaan Seleksi hingga Penetapan NIP
