Ini berarti bahwa jika satu negara berjarak 1.000 kilometer lebih dekat ke khatulistiwa dibandingkan dengan negara lain, maka negara yang lebih dekat ke khatulistiwa diperkirakan memiliki 33 persen lebih sedikit kasus Covid-19 per juta orang, dengan semua faktor lain dianggap sama di antara negara-negara tersebut.
"Hasil kami konsisten dengan hipotesis bahwa panas dan sinar matahari mengurangi penyebaran SARS-CoV-2, dan prevalensi COVID-19, " demikian pernyataan para peneliti dari Heidelberg Institute of Global Health di Jerman, dan Chinese Academy of Medical Sciences di Beijing, China.
Penemuan ini juga berarti bahwa ancaman kebangkitan epidemi dapat meningkat selama musim dingin, seperti yang terlihat di banyak negara di belahan bumi utara pada Desember 2020, dan Januari 2021.
Para penulis mencatat, penelitian mereka hanya mencakup data hingga 9 Januari 2021, sebelum sejumlah varian Covid-19, termasuk varian yang pertama kali muncul di Afrika Selatan dan Inggris, muncul di seluruh dunia.
Jadi, tidak begitu jelas apakah varian ini akan menunjukkan pola infeksi musiman yang serupa.***
Sumber: Live Science