Ottoman Menginspirasi Vaksin Cacar sebelum Eropa

- 3 Mei 2021, 21:20 WIB
 VAKSIN CACAR - Naskah Ottoman menggambarkan salah seorang perintis  pengobatan awal, Ibnu Sina, yang dikenal di Barat sebagai Avicenna, merawat pasien dengan cacar.  Setelah Lady Mary Wortley Montagu (kanan) melihatnya di Turki, akhirnya Eropa mengembangkan vaksin modern./PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISTANBUL/GRUP GAMBAR UNIVERSAL VIA GETTY IMAGES VIA DAILY SABAH/
VAKSIN CACAR - Naskah Ottoman menggambarkan salah seorang perintis pengobatan awal, Ibnu Sina, yang dikenal di Barat sebagai Avicenna, merawat pasien dengan cacar. Setelah Lady Mary Wortley Montagu (kanan) melihatnya di Turki, akhirnya Eropa mengembangkan vaksin modern./PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISTANBUL/GRUP GAMBAR UNIVERSAL VIA GETTY IMAGES VIA DAILY SABAH/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Lebih lanjut, dalam bahasa Barat, kata 'vaksin'  sebenarnya berasal dari kata 'vacca', yang dalam bahasa Latin berarti 'sapi'. Pada Desember 1979, berkat penelitian dan kampanye vaksin selama abad ke-19 dan ke-20, para ilmuwan menyatakan berakhirnya cacar.  

Faktanya, kampanye vaksinasi massal memang sangat sukses sehingga cacar menjadi satu-satunya penyakit yang telah terhapus seluruhnya dalam sejarah manusia.  

Dengan kata lain, manusia hampir menghancurkan garis keturunan virus ini, tidak menyisakan ruang untuk mengaktifkannya. 

Dan hari ini, berkat vaksin, virus tetap diberantas sepenuhnya. Teknik ini juga memungkinkan produksi vaksin,  yang terus menyembuhkan banyak penyakit. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menghapus vaksin cacar dari daftar vaksin wajibnya. Jadi, tidak seorang pun yang lahir setelah tahun 1980 yang kebal terhadap virus vaksinia (VACV),  atau virus variola (VARV),  penyebab  penyakit tersebut.

Inilah mengapa virus cacar didefinisikan sebagai senjata biologis paling kuat di dunia, lebih berbahaya daripada perang nuklir.*** 

 

Sumber: Daily Sabah

 

 

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x