Hubungan mereka berjalan selama hampir lima tahun. Pada 2012, saat usianya baru 15 tahun, ia dicabuli untuk yang pertama kalinya.
Empat tahun berselang, ketika korban berniat melepaskan diri dari MSAT, bukan kebebasan yang ia dapatkan, melainkan kekerasan yang menghujani tubuhnya secara bertubi-tubi.
Korban mengatakan penolakan permintaan MSAT berujung pada ancaman.
MSAT kerap kali membawa-bawa keluarga korban saat ancaman itu dilontarkan.
Korban mengaku dipaksa untuk menuruti segala kemauan MSAT.
Ia diajak tidur di sebuah hotel, kemudian di sana MSAT mengajak berhubungan badan.
Korban pun melakukan penolakan. Tak terima, MSAT langsung mengancam akan melakukan penganiayaan terhadap korban.
Usai kejadian itu, korban lantas mencari perlindungan. Ia jatuh hati pada salah seorang santri di pondok pesantren itu dan memohon bantuan kepada santri tersebut agar membantunya lepas dari MSAT.