KALBAR TERKINI - Krisis di Selat Taiwan di era Presiden AS Joe Biden telah menjadi sangat berbahaya karena berisiko menimbulkan perang nuklir.
Jika perang ini terjadi maka AS dan sekutunya akan berhadapan langsung dengan militer China yang juga akan berdampak secara global.
Demikian ditegaskan Radhika Desai, profesor di Departemen Studi Politik di Universitas Manitoba di Winnipeg, Kanada, yang juga direktur Kelompok Riset Ekonomi Geopolitik.
Baca Juga: Taiwan Incar Talenta IT Singapura dan Malaysia: Kasihan, Indonesia 'Dilewatkan'!
Desai rutin pula menulis tentang urusan terkini untuk Valdai Club, CGTN, Counterpunch, dan outlet lainnya.
Selain itu Desai adalah penulis 'Ekonomi Geopolitik setelah Hegemoni AS', 'Globalisasi dan Kekaisaran dan Kapitalisme', serta 'Coronavirus dan Perang: Ekonomi Geopolitik'.
Dalam artikelnya di koran Pemerintah Rusia, Russia Today, Jumat, 7 Oktober 2022, Desai menulis, Biden merekayasa krisis Selat Taiwan keempat yang sesungguhnya, sehingga berisiko menimbulkan perang nuklir
Kenyataan ini terjadi pasca kebijakan 'Obama Pivot to Asia' di era Presiden Barrack Obama, serta perang perdagangan, teknologi dan mata uang di era Presiden Donald Trump yang bising.
Baca Juga: Situasi di Selat Taiwan 'Mengerikan' jika AS Sahkan RUU tentang Taiwan
Genderang perang yang ditabuh Washington di Selat Taiwan sedang mengambil tempo.