Manuver AS di Taiwan Picu Perang Nuklir, Desai: Biden Rekayasa Krisis!

- 11 Oktober 2022, 10:26 WIB
Pasukan AS menembakkan rudal Stinger dari kendaraan tempur lapis baja Stryker mereka selama latihan militer Sabre Strike di Rutja, Estonia 10 Maret 2022.
Pasukan AS menembakkan rudal Stinger dari kendaraan tempur lapis baja Stryker mereka selama latihan militer Sabre Strike di Rutja, Estonia 10 Maret 2022. /REUTERS/Ints Kalnins/

Salah satu yang paling penting adalah Quincy Institute for Responsible Statecraft.

Premisnya : 'Kegagalan praktis dan moral dari upaya AS untuk secara sepihak membentuk nasib negara lain dengan paksa sebagai kebijakan luar negerinya'.

Namun, seberapa banyak institusi baru tersebut dapat berubah?

Lagi pula, ada konsensus antara dua partai besar dan melintasi perbedaan antara pemikiran kebijakan luar negeri 'realis' dan 'internasionalis liberal' .

Konsensus itu adalah China merupakan ancaman utama bagi AS.

Yang pasti, pakar utama dari lembaga Quincy di China memperingatkan terhadap 'ancaman inflasi' yang berkaitan dengan China.

Pakar ini merekomendasikan agar pembuat kebijakan AS 'menghasilkan penilaian yang lebih seimbang, berdasarkan fakta tentang kemampuan dan niat China'.

Pun AS didesak untuk 'menciptakan sistem regional dan global, yang berpusat pada tingkat maksimum interaksi positif'.

Ini termasuk, antara lain, struktur kerja sama, dan kesepakatan untuk mengatasi ancaman regional, dan global bersama yang spesifik.

Termasuk perubahan iklim, pandemi, ketidakstabilan keuangan, serangan siber, dan proliferasi WMD.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Russia Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah