Manuver AS di Taiwan Picu Perang Nuklir, Desai: Biden Rekayasa Krisis!

- 11 Oktober 2022, 10:26 WIB
Pasukan AS menembakkan rudal Stinger dari kendaraan tempur lapis baja Stryker mereka selama latihan militer Sabre Strike di Rutja, Estonia 10 Maret 2022.
Pasukan AS menembakkan rudal Stinger dari kendaraan tempur lapis baja Stryker mereka selama latihan militer Sabre Strike di Rutja, Estonia 10 Maret 2022. /REUTERS/Ints Kalnins/


Bahkan di tengah semua gejolak konflik Ukraina, lingkaran pembuat kebijakan AS telah penuh dengan kekhawatiran atas China.

Ambil contoh tentang Dewan Hubungan Luar Negeri yang bergengsi, bagian yang sangat penting dari komunitas kebijakan luar negeri AS sejak 1918.

Laporan para pendirinya menjadi dasar dari Empat Belas Poin yang terkenal.

Dengan poin-poin inilah Presiden AS Wilson menanggapi dekrit Perdamaian Bolshevik dengan seruannya untuk self- tekad semua bangsa.

Dalam beberapa bulan terakhir, Foreign Affairs, jurnal andalannya, telah menampilkan berita utama, seperti 'Taiwan Tidak Bisa Menunggu: Apa yang Harus Dilakukan Amerika Untuk Mencegah Invasi China yang Berhasil'.

Juga berita berjudul: 'Cara Bertahan dari Krisis Selat Taiwan Berikutnya', 'Washington Harus Siap untuk Pertikaian dengan atau tanpa Perjalanan Pelosi,.

Ada pula berita berjudul 'Amerika Harus Bersiap untuk Perang atas Taiwan,' dan 'Waktu Hampir Habis untuk Mempertahankan Taiwan: Mengapa Pentagon Harus Fokus pada Pencegahan Jangka Pendek?'.

Berita' yang terakhir dan tidak lain adalah Michele Flournoy, pernah menjadi Menteri Pertahanan Biden

Berita utama ini bukan hanya udara panas. Selain mengaktifkan kembali dialog Segiempat, AS membentuk AUKUS.

Ini juga memberi NATO fokus yang belum pernah terjadi sebelumnya di China.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Russia Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah