KALBAR TERKINI - Félicien Kabuga (87), pemodal genosida 800 jiwa warga Suku Tutsi pada 1994 di Rwanda segera diadili pada 29 September 2022 di Den Haag, Belanda.
Inilah setidaknya satu di antara segelintir manusia jahanam di antara paling jahanam di jagat ini, yang akan menghadapi tujuh tuntutan pidana selain genosida.
Hanya saja, genosisa ini disebut-sebut melibatkan AS, Belgia, Prancis, dan Inggris, dna juga Sekjen PBB ketika itu, Kofi Annan, yang ironisnya telah mendapatkan Nobel Perdamaian.
Kabuga terkenal karena perannya sebagai pemodal utama genosida, yang nota bene terjadi di depan hidung 2.500 persoel Pasukan Perdamaian PBB.
Kabuga juga memiliki sejumlah media massa yang menjhadi corong kaum ekstremis Suku Hutu, seperti stasiun radio RTLM, dan majalah Kangura.
Dua media ini, dilansir Kalbar-Terkini.com dari Wikipedia, juga menganjurkan pembunuhan terhadap minoritas Tutsi.
Kabuga juga membantu mendanai impor massal 500.000 bilah parang dalam persiapan untuk genosida antara Januari 1993 hingga Maret 1994.
Pada tahun 2020, Kabuga ditangkap oleh Kepolisian Prancis di Paris dalam usia 87 tahun, setelah 26 tahun sebagai buronan.
Kabuga saat ini ditahan di cabang pengadilan Pengadilan Kriminal Internasional untuk Rwanda (IRMCT) di Den Haag.