"Dan, akan ada peluang untuk 'perestroika baru'. Konservatif berpikir saat ini akan menjadi kesempatan mengencangkan sekrup," tulisnya, dilansir Kalbat-Terkini.com dari Moscow Times, Rabu, 22 Juni 2022
Perestroika sendiri adalah gerakan politik untuk reformasi di dalam Partai Komunis Uni Soviet (PKUS) pada akhir dekade 1980-an.
Dilansir dari Wikipedia, perestroika identik dengan Sekretaris Jenderal PKUS Mikhail Gorbachev dan reformasi kebijakan glasnost (keterbukaan) yang dirintisnya.
Baca Juga: Kolonel Zimin, Pembawa Tas Nuklir Putin Tewas Misterius: Saat Berstatus Tahanan Rumah
Arti secara harfiah dari perestroika adalah 'rekonstruksi', merujuk restrukturisasi yang terjadi dalam sistem politik dan ekonomi Soviet dengan tujuan dari Stagnasi Era.
Perestroika memungkinkan tindakan yang lebih independen dari berbagai kementerian, dan memperkenalkan banyak reformasi, seperti pasar.
Namun, dugaan dari perestroika sendiri bertujuan untuk merencanakan ekonomi, tetapi untuk membuat sosialisme dapat dijalankan lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Soviet dengan mengadopsi elemen-elemen ekonomi liberal.
Baca Juga: Pedesaan Rusia Diserang, Vladimir Putin Caplok Kiev jika Serangan Ukraina Berkelanjutan!
Proses untuk mengimplementasikan perestroika menimbulkan beragam masalah baik politik, sosial, dan ekonomi di Soviet.
Perestroika sering disalahkan sebagai akibat kebangkitan politik nasionalisme dan politik nasionalis di republik-republik konstituennya.