PARIS, KALBAR TERKINI - Kampanye anti-Islam diprediksi telah memicu kekalahan Marine Le Pen, tokoh oposisi sayap kanan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2022, Minggu, 24 April 2022.
Dikalahkan oleh petahana Emmanuel Macron, Le Pen menyatakan, bahwa jika terplih sebagai Presiden Prancis maka dia bakal memberlakukan suatu undang-undang, yang melarang pemakaian hijab di tempat umum.
Kampanye ini akhirnya membuat Le Pen dikalahkan oleh petahana Presiden Prancis ini.
"Ini (larangan jijab) demi 'melawan Islamisme di Prancis'," katanya, seperti dilansir Kalbar-Terkini.com dari Reuters, Minggu.
Le Pen dikalahkan oleh Macron sendiri dengan 58,55 suara, dan Le Pen hanya 41,45 persen suara, dan Macron akan menjalani periode keduanya sebagai Presiden Prancis selama lima tahun ke depan.
Pasca pengumuman perolehan suaranya pada Minggu, pemimpin berhaluan tengah itu menyatakan kepada para pendukungnya, bahwa pemilihan presiden telah usai, dirinya akan menjadi 'presiden untuk semua'.
Baca Juga: Satelit Militer Kedua Iran Intai Musuh: AS, Prancis dan Jerman Cemas!
Meski kalah, tapi Le Pen mengklaim bahwa persentase dari perolehan suaranya, masih menandai kemenangan.