Dalam sebuah memo kepada karyawan yang dilihat oleh Reuters, CEO Boeing Dave Calhoun menglaim, pihaknya sedang 'berkomunikasi erat dengan pelanggan kami dan otoritas pengatur sejak kecelakaan itu, dan telah menawarkan dukungan penuh dari pakar teknis kami untuk penyelidikan'.
"Para penyelidik akan melihat semua aspek penerbangan ini, termasuk masalah mekanis, atau struktural," kata Shahidi, Presiden Flight Safety Foundation.
“Mereka akan melihat sejarah perawatan pesawat, serta catatan pelatihan pilot. Boeing diharapkan menjadi bagian dari proses untuk memberikan keahlian yang diperlukan," ujarnya.
"Penyelidik ingin menemukan perekam data penerbangan dan perekam suara untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada penerbangan ini," lanjut Shahidi.
Adapun seain membuat pesawat, Boeing Company juga merancang, memproduksi, dan menjual rotor pesawat, roket, dan satelit.
Perusahaan ini juga menyediakan jasa penyewaan dan dukungan produk. Boeing adalah salah satu produsen pesawat terbesar di dunia; juga kontrak pertahanan terbesar kedua di dunia berdasarkan pendapatan pada 2015, serta merupakan eksportir terbesar di AS berdasarkan nilai dolar.
Saham Boeing adalah komponen dari Dow Jones Industrial Average, dengan kantor pusat di Chicago yang dipimpin oleh Presiden dan CEO Dennis Muilenburg.
Boeing diorganisir menjadi lima divisi utama: Boeing Commercial Airplanes (BCA); Boeing Pertahanan, Luar Angkasa & Keamanan (BDS); Rekayasa, Operasi & Teknologi; Boeing Modal; dan Grup Layanan Bersama Boeing.
Pada 2015, Boeing mencatat penjualan sebesar 96.11 miliar dolar AS, menduduki peringkat ke-27 dalam daftar 'Fortune 500' (2015) di Majalah Fortune; peringkat ke-90 dalam daftar 'Fortune Global 500' (2015).
Juga menduduki peringkat ke -27 dalam daftar 'World's Most Admired Companies' ('Perusahaan paling Dikagumi di Dunia') pada 2015.***