Putin Bredel Media 'Penghianat' Negara, Media Asing pun Kabur!

- 8 Maret 2022, 12:34 WIB
Ilustrasi jurnalisme perang.
Ilustrasi jurnalisme perang. /Pixabay/Hosny Salah

Pihak berwenang Rusia, menurut Meduza, bisa saja mencoba menghentikan publik melihat jurnalismenya, tetapi mereka akan gagal.

"Kami telah mempersiapkan untuk ini. Meduza memiliki aplikasi seluler, memiliki audiens yang sangat besar di media sosial, dan kami mendistribusikan buletin melalui email. Pembaca kami juga masih dapat menghubungi kami menggunakan VPN," tegasnya.


Namun, tambah Meduza, ada satu tantangan yang membuatnya tidak siap. Sembilan puluh persen dari donasi yang diterima, datang melalui sistem pembayaran Stripe dan PayPal.

"Pembaca kami di Rusia ingin terus mendukung kami, tetapi sekarang kartu bank mereka ditolak. Sanksi ekonomi ke sektor keuangan Rusia menciptakan risiko serius bagi crowdfunding kami, memaksa kami untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk," lanjut Meduza.

"Kami terutama mengandalkan Anda, audiens internasional kami, untuk membantu mempertahankan pekerjaan kami," tambah Meduza.

Sejak diluncurkan dalam bahasa Inggris, situs web Meduza telah memperoleh jutaan tampilan unik.

Penonton edisi bahasa Rusia-nya masih jauh lebih besar, dan dukungan semua pembaca dianggap sangat penting untuk mempertahankan kedua proyek.

"Ketidakpastian keuangan di Rusia berarti Meduza harus beralih ke pembaca kami di seluruh dunia. Untuk melanjutkan pekerjaan kami, kami berpaling kepada Anda," tambahnya.

Sementara itu, The New York Times melaporkan pada Jumat, 4 Maret 2022, Rusia sejak Jumat lalu menekan lebih keras terhadap berita dan kebebasan berbicara yang baru kali ini terjadi selama 22 tahun kekuasaan Putin.

Memblokir akses ke Facebook dan outlet berita asing utama dan memberlakukan UU untuk menghukum siapa pun yang menyebarkan 'informasi palsu' tentang Ukraina terkait invasi, diancam penjara 15 tahun.


Selain itu, pemerintah memblokir akses di dalam negeri Rusia sendiri ke situs-situs utama berbahasa Rusia, yang berbasis di luar negeri, dan ke Facebook, jaringan sosial yang populer di kalangan kelas menengah perkotaan.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: New York Times meduza


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah