Polandia Memanas, Pendukung Aborsi Coret Dinding Gereja Katolik: Protes UU anti-Aborsi!

- 28 Januari 2022, 10:57 WIB
Gelombang protes warnai Polandia menyusul terbitnya undang-undang yang melarang aborsi di negara tersebut. Para pendukung dan penolak undang-undang nyaris bentrok di beberapa tempat
Gelombang protes warnai Polandia menyusul terbitnya undang-undang yang melarang aborsi di negara tersebut. Para pendukung dan penolak undang-undang nyaris bentrok di beberapa tempat /Istimewa/Wikimedia Commons

Sejak saat itu, dilansir Kalbar-Tekrini.Com dari saluran televisi berita Prancis, EuroNews, Kamis ini, satu-satunya pengecualian terhadap larangan aborsi hampir total adalah untuk kasus pemerkosaan, inses, atau ketika kesehatan ibu dalam bahaya.

Namun dalam praktiknya, hal itu sulit, menurut para aktivis. Mereka mengklaim, dua wanita telah meninggal selama setahun terakhir, karena mereka menolak aborsi meskipun kesehatan mereka dalam bahaya.

"Perempuan di Polandia sekarang ini takut untuk hamil," kata Urszula Grycuk, koordinator advokasi internasional di Federasi Wanita dan Keluarga Berencana (Federa) di Polandia.

,"Mereka sering menghubungi saluran bantuan federasi dan bertanya: 'Apa yang terjadi jika...? Apakah saya akan mendapatkan layanan semacam itu atau tidak?" lanjutnya.

Pendukung UU itu bersikeras bahwa 'setiap kehidupan berharga', dan itu adalah cara untuk mencegah aborsi janin.

Meskipun kehamilan dengan penyakit dan cacat janin dapat dihentikan sebelum penerapan UU tersebut, jumlah yang disebut aborsi legal di Polandia hampir tidak berfluktuasi sejak Januari 2021, dengan hanya di bawah 1.100 wanita yang diizinkan untuk melakukan aborsi selama 12 bulan terakhir.

Polandia secara konsisten memiliki tingkat aborsi resmi terendah, yang mengacu pada jumlah total aborsi per 1.000 wanita usia subur (15-49) di antara negara-negara anggota UE, yang mengizinkan aborsi hanya 0,1 dari 2013 hingga 2019, menurut data Eurostat.

Angka tidak tersedia untuk semua 27 negara anggota UE tetapi AbortReport.eu, sebuah proyek yang dijalankan oleh perusahaan farmasi Prancis Exelgyn, menemukan bahwa Swedia, Inggris, dan Prancis memiliki tingkat aborsi tertinggi pada 2018, mulai dari 15,4 hingga 19.

Sementara Malta melarang aborsi dalam semua kasus.
Pihak LSM memperkirakan bahwa antara 150.000 dan 200.000 orang mengakses aborsi di Polandia setiap tahun menggunakan pil, atau dengan cara bepergian ke luar negeri.

Namun, keputusan Mahkamah Konstitusi Polandia langsung menimbulkan efek yang mengerikan, menurut para aktivis.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Euro News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah