KALBAR TERKINI - Uni Eropa (UE) dan AS menangguhkan hubungan dengan Belarusia pasca pendaratan pesawat penerbangan Inggris Ryanair atas kawalan pesawat tempur MiG-29 milik Belarusia di Bandara Internasional Minsk di Kota Minsk, ibu kota negara tersebut, Minggu, 23 Mei 2021.
Pesawat yang terbang dari Kota Athena, Ibu Kota Yunani, menuju Vilnius, Ibu Kota Lithuania, terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Minsk setelah otoritas Belarusia mendapat peringatan dari Swiss bahwa di pesawat itu terdapat bom yang siap meledak.
Ancaman bom yang sedang ditangani Komite Investigasi Belarusia, diklaim oleh otoritas negara itu. datang dari kelompok Hamas, gerakan separatis di Palestina. Namun, pihak AS dan UE mengklaim bahwa isu bom itu disengaja.
Sebab, ketika pesawat itu digeledah saat sudah mendarat, tak ditemukan bom. Aparat malah menemukan Roman Protasevich, salah satu pendiri saluran Telegram Nexta, yang dikategorikan sebagai teroris di Belarus, dan langsung ditahan oleh aparat penegak hukum Belarusia.
Baca Juga: AS Panas Hadapi Aliansi Rusia-China: Ganggu Negara Kecil?
Protasevich telah dituduh mengatur kerusuhan massal dan menghasut permusuhan dan kebencian sosial di Belarus; dan masuk dalam daftar orang-orang yang terlibat dalam terorisme di Komite Keamanan Belarusia (KGB). Di bawah hukum Belarusia, Protasevich dapat menghadapi hukuman 15 tahun penjara.
Di hadapan Parlemen Belarusia di Minsk, Rabu, 26 Mei 2021, dikutip Kalbar-Terkini.com dari TASS, Presiden Alexander Lukashenko dicecar pertanyaan terkait masalah penghadangan Ryanair yang membuat Belarusia semakin bermasalah karena dikecam dan hubungannya kian terganggu dengan UE dan AS.
Belarusia Berhak Membela Diri
Pesan bahwa ada bom di dalam pesawat bahwa pesawat itu berasal dari Swiss, menurut saluran televisi Telegam ATN, mengutip ucapan Lukashenko di pertemuan Parlemen Belarusia. Menurutnya, pihak berwenang Belarusia berhak utuk bereaksi berdasarkan informasi yang diterima dalam insiden pesawat Ryanair.