AS Panas Hadapi Aliansi Rusia-China: Ganggu Negara Kecil?

- 26 Mei 2021, 19:03 WIB
SELANDIA BARU - Pemandangan indah Kota Wellington, Ibu Kota Selandia Baru. Global Times melaporkan, negara tetangga Australia ini  'diganggu'  oleh AS terkait hubungan ekonominya dengan China./FOTO:  TOM FLØGSTAD DARI PIXABAY/CAPTION:  OKTAVIANUS CORNELIS/
SELANDIA BARU - Pemandangan indah Kota Wellington, Ibu Kota Selandia Baru. Global Times melaporkan, negara tetangga Australia ini 'diganggu' oleh AS terkait hubungan ekonominya dengan China./FOTO: TOM FLØGSTAD DARI PIXABAY/CAPTION: OKTAVIANUS CORNELIS/ /TOM FLØGSTAD DARI PIXABAY

KALBAR TERKINI - Manuver China dan Rusia mendekati negara-negara kecil terkait  rencana suatu aliansi regional yag dimotori oleh keduanya ditengarai telah diendus oleh AS. Itu sebabnya AS diklaim mulai bergerilya mengusik negara-negara yang menjalin hubungan ekonomi dengan China atau Rusia.

Perilaku AS ini bisa dimaklumi. Apalagi karena hegemoni AS sebagai 'polisi dunia' dalam kapasitas  kekuatan ekonominya, persenjataannya, dan statusnya sebagai satu di antara lima Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB -selain Rusia, China, Britania Raya dan Prancis- disebut-sebut telah mulai memudar.

Bergabungnya negara-negara 'kecil tapi mematikan' -seperti Korea Utara, Iran, atau Pakistan yang juga disebut siap bergabung dengan aliansi ini- kian membuat AS ketar-ketir. Apalagi ketika tensi memanasnya konflik di Laut China Selatan belum turun, angkatan laut Singapura-China misalnya, menggelar latihan militer bersama. Termasuk latihan terkait keselamatan  laut pada April 2021, antara angkatan laut China-Indonesia.

Baca Juga: Kolaborasi China-Rusia Siap Tumbangkan Hegemoni AS

'Kasus' Selandia Baru

Dikutip Kalbar-Terkini.com dari Global Times, Selasa, 25 Mei 2021, Kementerian Luar Negeri China pada Selasa  memuji hubungan bilateral Tiongkok-Selandia Baru,  yang berdasarkan rasa saling menghormati. Kedua negara dalam hubungan tersebut  sepakat mengabaikan gangguan eksternal untuk bersama-sama memajukan hubungan,  dan memperluas bidang kerja sama.

Tekat ini menguat setelah Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta dilaporkan memperingatkan tentang potensi ' badai' dalam kerjasama perdagangan kedua negara. Pernyataan dari Menteri Mahuta, Senin, 24 Mei 2021,  menunjukkan kecemasan yang semakin meningkat di antara beberapa negara kecil.

"Hal ini  karena AS terus mendorong konfrontasi berbasis ideologi dengan China,  dan mencerminkan meningkatnya tekanan dan kesulitan yang ditimbulkan oleh klik pimpinan AS untuk Wellington guna mengejar pendekatan yang seimbang antara kekuatan besar,"  kata analis China.

Dalam wawancara dengan The Guardian,  yang diterbitkan pada Senin  pekan ini, Mahuta menyatakan bahwa jika Australia dekat dengan 'mata badai' atau di 'mata badai', maka Selandia Baru harus bertanya kepada diri sendiri secara sah, mungkin hanya masalah waktu sebelumnya: badai mendekati kita.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah