Beberapa analisis memperkirakan, sanksi AS dapat membuat Rusia enggan bekerja sama dengan AS dalam krisis internasional.
"Posisi Rusia akan tumbuh lebih keras di Suriah, kesepakatan nuklir Iran dan masalah lainnya," kata Ivan Timofeev, Direktur Program Dewan Urusan Internasional Rusia dalam sebuah komentar.
Alih-alih bertindak sebagai pencegah, Timofeev memperingatkan bahwa sanksi AS itu hanya akan membuat marah Rusia dan membuat kebijakannya lebih keras.
Kendati begitu, diakuinya bahwa Rusia dan AS telah berbagi kepentingan di banyak titik panas global. Misalnya, Moskow khawatir ketidakstabilan dapat menyebar dari Afghanistan ke bekas republik Soviet di Asia Tengah, dan Moskow tertarik untuk menyelesaikan masalah politik di sana.
Adapun Iran, Moskow juga tidak ingin melihatnya dengan senjata nuklir, meskipun memiliki hubungan persahabatan dengan Teheran.
Lukyanov menegaskan, Rusia tidak akan mencoba menggunakan titik panas global untuk merugikan AS, dan akan menunggu dengan sabar untuk melihat bagaimana mereka mengikis dominasi AS.
“Ini bukan masalah memainkan spoiler di sini atau di sana,” katanya. "Perkembangan yang sedang berlangsung, akan membantu mempercepat proses konsolidasi kekuatan-kekuatan terkemuka melawan dominasi AS."
Sumber: The Associated Press