KALBAR TERKINI - Seorang veteran pasukan khusus AS bernama Peter Taylor (60) dan puteranya Michael berhasil diekstradisi dari AS ke Jepang karena terlibat pelarian Carlos Ghosn (67), mantan CEO Nissan yang terlibat penggelapan dana perusahaan di negara tersebut.
Berhasil kabur ke Libanon pada 20 Oktober 2019, Carlos dikenal pula sebagai CEO perusahaan mobil Prancis, Renault, dan juga Chairman dan CEO Renault-Nissan Alliance, dengan tugas kerjasama kemitraan strategis kedua perusahaan ini, melalui kesepakatan lintas-saham yang unik.
Baca Juga: Terlanjur Muak, Warga berbagai Ras di AS Berdemo anti-Rasisme
Baca Juga: Iran akan Serang Pangkalan Militer AS dan Bunuh Jenderal Lloyd Austin?
Baca Juga: AS Diledek Pelit: Delegasi China Makan Mie Instan
Dikutip Kalbar-Terkini.com dari Sky News, Senin 22 Maret 2021, mantan personel pasukan Baret Hijau dan anaknya ini diekstradisi ke Jepang pada awal Maret 2021. Keduanya didakwa atas pelarian Carlos. Mereka dituduh mengambil uang sebagai upah untuk membantu Carlos melarikan diri dari Jepang. Keduanya menghadapi ancaman hukuman penjara maksimal tiga tahun jika terbukti menjadi bagian dari skema rumit dari upaya menyelundupkan Carlos.
Veteran industri otomotif itu melarikan diri selama menunggu persidangan atas tuduhan pelanggaran keuangan yang dibantahnya. Dalam sebuah pernyataan, kantor kejaksaan Tokyo menuduh bahwa ayah-anak ini dibayar 1,3 juta dolar AS untuk membantu Carlos melarikan diri ke Lebanon dengan menyembunyikannya di bagasi kabin sebuah pesawat jet carter swasta Turki.
Pengacara keluarga Taylors telah berupaya selama berbulan-bulan untuk mencegah mereka dikirim ke Jepang. Alasannya, kedua kliennya tidak dapat dituntut karena membantu seseorang untuk membebaskan diri dari jaminan.Keduanya juga mengklaim menghadapi kemungkinan interogasi dan penyiksaan tanpa henti.
Tidak ada tanggal yang ditetapkan untuk persidangan serta permohonan resmi yang dimasukkan dalam sidang.