KALBAR TERKINI - Pada 28 November 2017, Josephine Lapira (22) tewas setelah bersama pasukan Tentara Rakyat Baru (New People Army) terlibat baku tembak dengan pasukan Grup Combat PAF ke-730 Angkatan Bersenjata Filipina, di pedalaman kawasan Nasugbu, Kota Batangas, Provinsi Batangas.
Militer Filipina sendiri tak kaget lagi saban menemukan jenazah wanita dalam pasukan Komunis Mao ini. Banyak wanita yang bergabung di jajaran milisi organisasi revolusioner sayap kiri yang beroperasi di bawah arahan Partai Komunis Filipina (CPP) ini.
Di balik asap mesiu atau asap dari kobaran api akibat pertempuran bersenjata, susah bagi militer pemerintah untuk mengenal lelaki atau perempuan. Ini jika para milisi ini sudah beraksi, dan umumnya berseragam loreng ala tentara.
Baca Juga: Jaga Pengguna Remaja, Instagram Atur Ulang DM Orang Dewasa
Baca Juga: Puisi Sendu Iran ke AS: Daun Lain Jatuh dari Pohon Waktu...
Baca Juga: Larangan non-Muslim di Malaysia Ucapkan Kata 'Allah', Tokoh Dayak: Pemerintahnya Harus Bijak
Milisi wanita itu bergerak cepat dan terkatih menggunakan beragam senjata dan peledak, termasuk senapan serbu sekelas M-16 atau AK-47.
Dilansir Kalbar-Terkini.com dari blog Albertisement yang melansir AFP, 30 November 2017, Josephine termasuk satu di antara 15 personel NPA yang tewas. Dia adalah Sekretaris Jenderal Pemuda Gabriella, suatu ormas underbow organisasi sayap pemuda komunis, dan mantan mahasiswa yang populer di Universitas Filipina.
Sebagai seorang aktivis komunis, Josephine secara teratur mempromosikan keyakinan politiknya kepada perempuan, dan merekrut mereka untuk bergabung ke dalam milisi NPA.