Tak lama kemudian, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu datang ke Myanmar, dan bertemu dengan Min Aung Hlaing kemudian menandatangani kesepakatan untuk membeli enam unit jet tempur Su-30 bernilai 200 juta dolar AS, sebagaimana dilaporkan media Pemerintah Rusia, TASS. "Jet-jet ini akan menjadi pesawat tempur utama angkatan udara Myanmar", kata Shoigu.
Menanggapioembelian pesawat itu, Departemen Luar Negeri AS menegaskan, kesepakatan tersebut dapat memperburuk krisis Rohingya.
3.India
Guna mengimbangi pengaruh China atas Myanmar, India meningkatkan hubungan pertahanan dan dengan tegas menghindari kritik atas masalah Rohingya. Tapi, upaya itu masih tertinggal jauh dengan China.
Menurut analis keamanan AS, Anthony Davis, India cenderung memfokuskan upayanya pada Angkatan Laut Myanmar yang menawarkan lebih banyak peralatan khusus dan latihan gabungan.
"Orang-orang India pada dasarnya berupaya untuk melanjutkan modernisasi angkatan laut Tatmadaw (nama militer Myanmar), yang telah bergerak maju dengan kecepatan yang luar biasa," kata Davis yang menggunakan kata Burma untuk militer.
Min Aung Hlaing juga sempat melakukan beberapa perjalanan ke India. Ketika tindakan keras terhadap militer Myanmar terhadap Muslim Rohingya meningkat pada September 2017, Perdana Menteri India Narendra Modi bertemu dengan pemimpin sipil, Aung San Suu Kyi di Myanmar, dan setuju untuk memperdalam hubungan pertahanan.
4.Israel
Israel telah lama menjalin hubungan dengan Myanmar, salah satu sekutu awal negara Yahudi itu di Asia. Pada 2018, Israel menyumbangkan sistem pemurnian air ke badan pemerintah Myanmar yang dibentuk setelah krisis Rohingya.
Min Aung Hlaing mengunjungi Israel pada 2015, dan mendatangi Museum Holocaust Nazi Jerman atas orang Yahudi. Pada April 2017, Angkatan Laut Myanmar memposting gambar kapal patroli Super Dvora Mk 3 buatan Israel di Facebook.