Toh tentara terus shooping, bahkan menawarkan diskon ke negara-negara mitra, dengan kepemilikan di lokasi stategis untuk berbisnis di Myanmar.
Berikut tiga negara yang selama ini setia berbisnis dengan militer Myanmar, baik berupa penjualan persenjataan, peralatan, atau pelatihan militer.
1.China
Meski sanksi ekonomi AS terhadap China sempat mereda pada 2019, China tetap menjual senjata ke Myanmar. Beijing telah memberikan perlindungan diplomatik untuk Myanmar di PBB. Itu juga menjadi sumber utama senjata, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), yang memperkirakan bahwa pada 2013-2017, Tiongkok China mempasok 68 persen dari total impor senjata ke Myanmar.
"Persenjataan itu sudah termasuk kendaraan lapis baja, teknologi rudal permukaan-ke-udara, radar, dan drone tak bersenjata," kata Siemon Wezeman, peneliti senior SIPRI untuk Asia-Pasifik.
Ditambahkan, Myanmar juga memperoleh jet tempur JF-17 Thunder produksi Sino-Pakistan, masing-masing senilai 25 juta dolar AS. -"Sebutkan itu (merek pesawat jet tempur), dan China yang memasoknya," kata Wezeman kepada AFP.
"Harga penjualan senjata biasanya didiskon," kata Yun Sun, pakar hubungan China-Myanmar di Stimson Center.
2.Rusia
Rusia telah muncul sebagai salah satu mitra Myanmar yang paling antusias di panggung dunia. Pada April 2019, pengiriman persenjataan Rusia ke Myanmar langsung ditangani panglima militer Min Aung Hlaing yang juga menggulingkan Pemerintahan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021.
Jenderal senior ini malah sempat datang ke Kota Ulan Ude di Siberia, Rusia, dan memeriksa sebuah pabrik helikopter, dan menerbangkan salah satu helikopter tempur jenis Mi 171 di atas Ulan Ude, sambil 'menikmati pemandangan' di sekitar Danau Baikal air tawar, juru bicara negara Myanmar, menurut koran Pemerintah Myanmar Global New Light of Myanmar.