Mendapat Ancaman Tindakan PBB, Militer Myanmar Bergeming

- 6 Maret 2021, 15:02 WIB
Polisi berjaga selama protes terhadap kudeta militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Naypyitaw, Myanmar, 8 Februari 2021.
Polisi berjaga selama protes terhadap kudeta militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Naypyitaw, Myanmar, 8 Februari 2021. /REUTERS / Stringer/REUTERS

Lebih dari 50 pengunjuk rasa telah tewas menurut PBB - setidaknya 38 pada hari Rabu saja. 

Baca Juga: Tangkis Pencucian Uang dari Myanmar, Bank Sentral Singapura Waspada

Para pengunjuk rasa menuntut pembebasan Suu Kyi dan penghormatan pada pemilihan November, yang dimenangkan partainya secara telak, tetapi ditolak oleh tentara.

"Berapa banyak lagi yang bisa kita biarkan militer Myanmar lolos?" Utusan Khusus Christine Schraner Burgener mengatakan pada pertemuan tertutup 15 anggota Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat, menurut salinan pernyataannya yang dilihat oleh Reuters.

“Sangat penting bahwa dewan ini tegas dan koheren dalam memberi tahu pasukan keamanan dan berdiri teguh dengan rakyat Myanmar, untuk mendukung hasil pemilu November yang jelas.”

Baca Juga: Lobi ASEAN 'Memble', Militer Myanmar kian Gila: 21 Pendemo Tewas!

Seorang juru bicara junta tidak menjawab panggilan untuk meminta komentar.

Militer mengatakan pihaknya telah menahan diri dalam menghentikan protes, tetapi mengatakan tidak akan membiarkan mereka mengancam stabilitas.

Pada hari Sabtu, di kota selatan Dawei, pengunjuk rasa meneriakkan "Demokrasi adalah tujuan kami" dan "Revolusi harus menang". Pengunjuk rasa juga berkumpul di kota terbesar, Yangon.

Ratusan ribu orang turun ke jalan berkali-kali, bersumpah untuk melanjutkan aksi di negara yang menghabiskan hampir setengah abad di bawah kekuasaan militer hingga reformasi demokrasi pada tahun 2011 yang terputus oleh kudeta.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah