YANGON, KALBAR TERKINI - Unjuk rasa di Myanmar semakin memanas menyusul tewasnya dua pendemo di Kota Mandalay. Puluhan ribu warga kembali turun ke jalan-jalan utama di berbagai kota, Minggu, 21 Februari 2021 pagi.
Dilansir Kalbarterkini.com dari Reuters, Minggu, seorang aktivis hari ini dicokok aparat. Sementara Facebook menghapus halaman utama militer Myanmar karena melakukan penghasutan dan tidak sesuai standar keamanan yang diberlakukan manajeme medsos tersebut.
Sejak pagi, puluhan ribu penentang kudeta militer Myanmar 1 Februari 2021, berkumpul di berbagai kota, dari utara ke selatan. Mereka tidak terpengaruh oleh peristiwa berdarah sehari sebelumnya ketika pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa dan menewaskan dua orang.
Baca Juga: Tragedi Euoromaidan Tewaskan 104 Orang, Ukraina Buru Pelaku Rusuh yang 'Ngumpet' di Rusia
Pihak militer tidak mampu memadamkan demonstrasi dan kampanye pembangkangan sipil terhadap kudeta dan penahanan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi serta jajajarannya.
Upaya militer yang menjanjikan pemilihan baru dan kelonggaran atas perbedaan pendapat, malah semakin meningkatkan gelombang protes rakyat Myanmar. Di kota utama Yangon, ribuan anak muda berkumpul di dua lokasi sambil meneriakkan slogan, sementara ribuan lainnya berkumpul secara damai di kota kedua, Mandalay.
“Mereka membidik kepala warga sipil yang tidak bersenjata, tepat di depan kami,” kata seorang pengunjuk rasa berusia muda di tengah kerumunan massa di Yangon.
Di Kota Myitkyina, utara Myanmar, dalam beberapa hari terakhir ini terjadi kerusuhan akibat tindakan represif aparat terhadap pendemo. Warga pun meletakkan bunga untuk menghormati para pengunjuk rasa yang tewas, sementara anak-anak muda berkeliling dengan sepeda motor sambil membawa spanduk.