Mengharukan, Pernyataan Dubes Rusia ke AS: Kami Ingin Damai, Siapa yang akan Mereka Bom?

- 21 Februari 2021, 18:10 WIB
   Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat, Anatoly Antonov/VALERY SHARIFULIN/TASS/
Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat, Anatoly Antonov/VALERY SHARIFULIN/TASS/ / KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS/ KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

MOSKOW, KALBAR TERKINI - Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS) Anatoly Antonov memberikan pernyataan mengharukan dan rendah hati terkait hubungan Rusia dan AS. "Kami ingin hidup damai," katanya saat wawancara live di saluran Solovyov di Youtube, Sabtu, 20 Februari 2021.

Dilansir Kalbarterkini.com dari TASS, Minggu, 21 Februari 2021, Antonov lewat tayangan tersebut menyatakan, Rusia hanya ingin kebijakan luar negeri AS lebih dapat diprediksi. “Yang kami inginkan hanyalah prediktabilitas," ujarnya.

Selain itu, menurut Antonov, pihaknya menginginkan pula kepercayaan di masa depan atas tindakan AS. "Kami ingin hidup damai. Jadi,  maafkan saya atas kata-kata bijak seperti ini. Kebijakan luar negeri kami  dapat membantu mendorong perkembangan internal negara. Faktanya, inilah yang kami lakukan, "katanya.

Baca Juga: Demo Myanmar Menggila, Facebook Hapus Halaman Militer, Puluhan Ribu Warga Turun ke Jalan

Menurut Antonov, Washington tampaknya akan terus menekan Moskow. "Yang saya lihat di masa mendatang, adalah tekanan pada kami akan terus berlanjut. Beberapa hari yang lalu, saya bertemu dengan diplomat dari bekas Republik Soviet, dan (dia) setuju bahwa semua yang dilakukan oleh Pemerintah AS saat ini, adalah terus menekan kami," tambahnya.

Antonov mengakui, Rusia telah meminta kontak pertama dengan Pemerintahan Presiden AS Joe Biden terkait kemungkinan kerja sama di segala bidang. Kerjasama tersebut diharapkan lebih  pragmatis.

Lewat pihak Departemen Luar Negeri AS dan Gedung Putih, lanjut Antonov, Rusia telah mengirim permintaan untuk mengatur kontak pertama terkait kerjasama di antara kedua belah pihak.

Antonov teringat dengan pernyataan pihak Komando Eropa AS ketika AS untuk kali pertamanya mengerahkan pesawat pembom B-1B Lancer di Norwegia. "Pertanyaan saya adalah: untuk apa, siapa yang akan mereka bom di sana? NATO sedang membangun kehadiran militernya di sepanjang garis kontak dengan Rusia. Apakah ada yang baik tentang itu?" katanya.

Baca Juga: 'Ngumpet' 19 Tahun, Polisi Rusia Cokok Geng Pembunuh Berantai

"Teman-teman Amerika saya di Dewan Hubungan Luar Negeri bertanya kepada saya kemarin: 'Tuan Duta Besar, apa yang dapat dilakukan Rusia untuk mengurangi gangguan dalam hubungan bilateral, khususnya antara Rusia dan NATO?" ujar Antonov. 

"Saya bertanya kepada mereka: 'Apa yang Anda inginkan dari saya? Apakah Anda benar-benar ingin saya mendekati Kepala Staf Umum Gerasimov. Katakanlah, ketika saya sedang cuti di Rusia, dan saya berkata 'baiklah, NATO sedang membangun (pangkalan militer) di perbatasan kita, tapi tenang saja, (saya) tarik pasukan'. Saya mengajukan pertanyaan retorika ini kepada duta besar negara Barat yang saya kontak," lanjut Antonov. 

Antonov menambahkan, tidak mungkin meredakan ketegangan hubungan AS dan Rusia, kecuali kedua belah pihak memulai dialog. Jadi, menurutnya, perlu dijalin kembali komunikasi yang sudah rusak dalam beberapa tahun terakhir ini.  

Baca Juga: Kunjungan Paus Francis ke Irak, Jembatani Kristen-Islam di Dunia Arab

“Ini saat yang tepat untuk berhenti berbicara melalui Youtube dan media massa. Ini adalah waktu yang tepat untuk duduk di meja perundingan, saling bertatapan, dan memulai percakapan,” tambahnya. 

Presiden AS ke-46 Joe Biden dilantik pada 20 Januari. 2021. Presiden Vladimir Putin dan Biden melakukan percakapan telepon selama 35 menit pada 26 Januari 2021.

Kedua pemimpin negara adidaya ini membahas kemungkinan kerja sama terkait memerangi pandemi virus korona, perdagangan-ekonomi dan bidang lainnya, serta perjanjian internasional dan masalah-masalah terkini lainnya.*** 

 

Sumber: TASS

 

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x