Tragedi Euoromaidan Tewaskan 104 Orang, Ukraina Buru Pelaku Rusuh yang 'Ngumpet' di Rusia

- 21 Februari 2021, 00:49 WIB
TRAGEDI UKRAINA -  Para pengunjuk rasa melawan pasukan pemerintah di Maidan Nezalezhnosti, Kiev,18 Februari 2014./DOK.WIKIPEDIA/
TRAGEDI UKRAINA - Para pengunjuk rasa melawan pasukan pemerintah di Maidan Nezalezhnosti, Kiev,18 Februari 2014./DOK.WIKIPEDIA/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

KIEV,  KALBAR TERKINI - Pemerintah Ukraina terus memburu para tersangka kasus kerusuhan Euromaidan.  Berdasarkan penyidikan Kantor Investigasi Negara (the State Bureau of Investigation/SBI), sebanyak 88 tersangka dipastikan bersembunyi di Rusia.

Korban aksi  unjuk rasa yang meletus pada akhir 2013 hingga awal 2014  di Kiev, Ibu Kota Ukraina ini,  sebanyak 2.500 orang. Sebanyak  104 di antaranya tewas. Kasus ini pun menjadi prioritas utama untuk diselesaikan Pemerintah Ukraina.

Dilansir Kalbarterkini,com dari media pemerintah Ukranina Ukrinform, Sabtu, 20 Februari 2021, SBI mengklaim  segera mengirim berkas ke-88 tersangka tersebut ke pengadilan. Para tersangka ini diyakini adalah mantan orang penting di Ukraina yang menjadi penyebab jatuhnya banyak korban jiwa dalam aksi tersebut. "Kasus-kasus ini sudah dikirim ke pengadilan," kata Artem Yablonskyi, Wakil Kepala SBI.

Baca Juga: Sikat Terus Teroris Sulu, Presiden Filipina Jamin Keluarga Prajurit

"Kasus-kasus ini dikirim ke pengadilan dengan prosedur khusus, in absentia. Kami bekerja aktif untuk kasus-kasus ini, dan memiliki total 88 tersangka yang masih dicari," tambah Yablonskyi.

Menurut Yablonskyi, SBI sudah memperoleh izin pengadilan untuk melakukan penyelidikan khusus atas kasus tersebut  secara in absentia, karena pelaku-pelaku bersembunyi di Rusia. Pihaknya sejak Januari lalu sudah membentuk satua tugas khusus untuk mengusut kasus tersebut.

Presiden Kabur  ke Luar Negeri

Euromaidan merupakan  serangkaian aksi unjuk rasa yang diwarnai kerusuhan di Ukraina sejak 21 November 2013 malam akibat tuntutan demonstran  yang meminta negaranya berintegrasi dengan Uni Eropa. Berlangsung hingga awal 2014, aksi ini kian meluas setelah Presiden Viktor Yanukovych mengundurkan diri.

Banyak demonstran yang bergabung karena marah setelah aparat menggunakan kekerasan untuk menghentikan aksi. Pada 25 Januari 2014, demonstrasi meletus lagi akibat persepsi maraknya korupsi di pemerintahan, penyalahgunaan kekuasaan, dan pelanggaran hak asasi manusia.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x