Stafnya Diduga Perkosa Pegawai, PM Australia kian Tertekan

- 16 Februari 2021, 10:31 WIB
PARLEMEN AUSTRALIA - Dugaan pemerkosaan terhadap seorang staf perempuan di gedung Parlemen Australia  yang juga bagian dari kantor menteri pertahanan membuat pusing Perdana Menteri Scott John Morrison./PIXABAY/
PARLEMEN AUSTRALIA - Dugaan pemerkosaan terhadap seorang staf perempuan di gedung Parlemen Australia yang juga bagian dari kantor menteri pertahanan membuat pusing Perdana Menteri Scott John Morrison./PIXABAY/ /

CANBERRA,  KALBAR TERKINI -  Perdana Menteri (PM) Australia Scott John Morrison (52) dilaporkan sangat tertekan. Pasalnya, setahun setelah menjabat PM, Morisson yang juga Ketua Umum Liberal, partai yang berkuasa di Benua Kanguru, harus menghadapi serangkaian tuduhan, termasuk dugaan pelecehan seksual.

Tapi, Morrison bukanlah pelakunya melainkan orang dalamnya sendiri.

Oknum terduga pelaku maupun korban tak lain adalah pegawai di parlemen dan partai. Kasus terakhir, dugaan pemerkosaan yang dialami seorang staf wanita di Kantor Menteri Pertahanan Linda Reynolds pada Maret 2019.

Baca Juga: Ada Sabu dalam Koper, dalam Sepekan Bea Cukai Amankan Puluhan Kilogram Sabu Asal Malaysia

Terduga pelaku adalah seorang lelaki yang bekerja di Partai Liberal. Itu sebabnya, Morrison -kelahiran New South Wales, Australia, 13 Mei 1968 yang menjabat PM Australia ke-30 sejak 24 Agustus 2018- ini akhirnya bersikap tegas menyusul kian hebohnya masalah ini.

Morrison meminta maaf kepada si wanita dan menjanjikan akan melakukan penyelidikan.

“Itu (perkosaan) seharusnya tidak terjadi, dan saya benar-benar minta maaf. Saya ingin memastikan setiap wanita muda yang bekerja di tempat ini seaman mungkin," katanya di Canberra, Selasa, 16 Februari 2021.

Baca Juga: Presiden Minta Polri Hari-hati Menafsirkan Laporan Terkait Undang-Undang ITE

Sebagaimana dilansir Kalbarterkini.com dari Reuters, Selasa ini, Morrison menyatakan sudah menunjuk pihak Departemen Perdana Menteri dan pejabat Kabinet Australia, Stephanie Foster untuk meninjau berbagai keluhan di tempat kerja, terutama harus segera menangani kasus dugaan pemerkosaan tersebut.

Adapun wanita yang jatidirinya dirahasiakan ini gemengaku kepada media lokal bahwa dia menyatakan sudah melapor ke pihak kepolisian terkait penyerangan seksual tersebut, awal April 2020.

Baca Juga: Tak Mau Dikalahkan Covid-19, IKA Unpad Gelar Manglayang Trail Run 2021

Belakangan, korban memutuskan batal untuk mengajukan pengaduan resmi karena kuatir akan masa depan pekerjaaannya.

Menhan Bantah Tekan Korban

Kepolisian  Canberra mengkonfirmasi bahwa pihaknya sudah bertemu pelapor pada bulan tersebut. Pelapor dinyatakan memilih untuk tidak mengajukan pengaduan resmi.

Peristiwa ini bermula ketika si wanita imemberi tahu staf seniornya  di Kantor Menteri Pertahanan Australia tentang serangan itu. Wanita itu kemudian diminta untuk menghadiri pertemuan khusus di kantor tersebut terkait pengaduannya. 

Baca Juga: Minta Masyarakat Jaga Keharmonisan, Bupati Kapuas Hulu: Terimakasih Dukungan Semua Pihak

Sementara itu, Reynolds pada Senin, 15 Februari 2021, mengaku  telah diberitahu tentang pengaduan itu sejak tahun lalu.

Hanya saja, Menteri Pertahanan Australia ini membantah dugaan bahwa wanita itu ditekan pihaknya agar tidak membuat pengaduan polisi. 

Tuduhan itu sendiri semakin meningkatkan tekanan pada Morrison menyusul terjadinya serangkaian dugaan perlakuan tak pantas terhadap kaum perempuan muda di Partai Liberal.

Pada 2019 misalnya, seorang staf perempuan di parlemen mengaku diintimidasi untuk mendukung langkah penggulingan terhadap perdana menteri saat itu, Malcolm Turnbull. 

Baca Juga: Tiga Tentara Ukraina Tewas Dibom, Diduga Pelakunya Milisi Dukungan Rusia

Sementara pada 2020, seorang perempuan, mantan anggota staf Partai Liberal membuat keluhan resmi tentang perilaku tidak pantas yang dilakukan oleh Menteri Imigrasi Alan Tudge, yang belakangan dibantah oleh Tudge.*** 

Sumber: Reuters

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x