CANBERRA, KALBAR TERKINI - Perdana Menteri (PM) Australia Scott John Morrison (52) dilaporkan sangat tertekan. Pasalnya, setahun setelah menjabat PM, Morisson yang juga Ketua Umum Liberal, partai yang berkuasa di Benua Kanguru, harus menghadapi serangkaian tuduhan, termasuk dugaan pelecehan seksual.
Tapi, Morrison bukanlah pelakunya melainkan orang dalamnya sendiri.
Oknum terduga pelaku maupun korban tak lain adalah pegawai di parlemen dan partai. Kasus terakhir, dugaan pemerkosaan yang dialami seorang staf wanita di Kantor Menteri Pertahanan Linda Reynolds pada Maret 2019.
Baca Juga: Ada Sabu dalam Koper, dalam Sepekan Bea Cukai Amankan Puluhan Kilogram Sabu Asal Malaysia
Terduga pelaku adalah seorang lelaki yang bekerja di Partai Liberal. Itu sebabnya, Morrison -kelahiran New South Wales, Australia, 13 Mei 1968 yang menjabat PM Australia ke-30 sejak 24 Agustus 2018- ini akhirnya bersikap tegas menyusul kian hebohnya masalah ini.
Morrison meminta maaf kepada si wanita dan menjanjikan akan melakukan penyelidikan.
“Itu (perkosaan) seharusnya tidak terjadi, dan saya benar-benar minta maaf. Saya ingin memastikan setiap wanita muda yang bekerja di tempat ini seaman mungkin," katanya di Canberra, Selasa, 16 Februari 2021.
Baca Juga: Presiden Minta Polri Hari-hati Menafsirkan Laporan Terkait Undang-Undang ITE
Sebagaimana dilansir Kalbarterkini.com dari Reuters, Selasa ini, Morrison menyatakan sudah menunjuk pihak Departemen Perdana Menteri dan pejabat Kabinet Australia, Stephanie Foster untuk meninjau berbagai keluhan di tempat kerja, terutama harus segera menangani kasus dugaan pemerkosaan tersebut.