Jepang Suplai Vaksin ke Taiwan, China Naik Darah!

3 Juni 2021, 04:34 WIB
/IMAGE 'THE DIFFERENCES BETWEEN TAIWAN AND MAINLAND CHINA'/CULTURE TRIP/ /CULTURE TRIP

TAIPEI, KALBAR TERKINI - Kebencian Tiongkok ke Taiwan terlanjur mencapai ubun-ubun. Taiwan dituduh sebagai pulau separatis sehingga segala sesuatu menyangkut Taiwan langsung dicurigai. Termasuk bantuan vaksin Covid-19 dari Jepang yang membuat Tiongkok naik darah.

Padahal,  penyaluran vaksin dari Jepang ini  terkait bantuan kemanusiaan sebagai negara sahabat menyusul kian tingginya kasus virus korona di Taiwan. Selain pemerintah, berbagai perusahaan bahkan lembaga agama di Taiwan, berusaha turun tangan untuk mengimpor vaksin.

Adapun terkait bantuan vaksin ke Taiwan dari Jepang ini langsung dikecam oleh Kementerian Luar Negeri China, Senin, 31 Mei 2021. Dikutip Kalbar-Terkini.com dari Taiwan News, Selasa, 1 Juni 2021, kementrian malah melabeli bantuan itu  sebagai 'pertunjukan politik, dan mengklaim telah menimbulkan 'kecurigaan' di kalangan warga Taiwan sendiri.

Baca Juga: Direktur Huawei Polandia Dituding Intelijen China: Gunakan Nama 'Stanislaw'

Sato Masahisa, ketua komite partai berkuasa Jepang telah mengumumkan pada Jumat, 28 Mei 2021, pemerintahnya bakal segera mengirim vaksin ke Taiwan, tapi langsung dikomentari nyinyir oleh China.  

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin dalam konferesi pers di Beijing, Ibu Kota China,  berujar: "Kami dengan tegas menentang penggunaan pandemi untuk pertunjukan politik."

Wang mengklaim Jepang saat ini tidak dapat mengamankan pasokan vaksin yang memadai untuk kebutuhannya sendiri, dan langkah Jepang ke Taiwan, merupakan  tindakan 'campur tangan dalam urusan internal China'.

Baca Juga: Islamfobia di Austria Membahayakan: Spanduk Ujaran Kebencian Disebar

Juru bicara itu menuduh bahwa pengumuman Jepang, yang menyatakan sedang mempelajari kemungkinan menyediakan vaksin ke Taiwan, telah dicurigai oleh banyak media dan masyarakat umum di Taiwan sendiri, serta dunia luar.

Tanpa mengutip contoh apa pun dari pernyataan tentang 'kecurigaan', Wang memperingatkan Jepang bahwa 'bantuan vaksin harus kembali ke tujuan semula yakni untuk menyelamatkan nyawa,  dan tidak boleh direduksi menjadi alat untuk kepentingan politik'.

Baca Juga: Ransomware Rusia Beraksi di AS, Stok Daging Babi Bermasalah

Pemerintah Jepang telah menandatangani kontrak dengan AstraZeneca PLC untuk 120 juta dosis pada 2021 ini, dan menyetujui penggunaan vaksininitu sejak Mei 2021.

Belakangan, karena maraknya laporan di luar negeri tentang beberapa kasus pembekuan darah di antara penerima vaksin,  penggunaannya pun di dalam negeri ditunda.  

Jepang juga telah menandatangani kontrak dengan Pfizer dan Moderna untuk 240 juta dosis, cukup untuk menyuntik semua warga di atas usia 16 tahun. 

Seentara itu, Wang mengaku bahwa China selalu menyatakan kesediaannya untuk melakukan yang terbaik untuk membantu Taiwan menangani pandemi.

Baca Juga: Masha and the Bear 'Booming': Tega Dituding Misi Jahat Rusia!

Tetapi diklaimnya, otoritas Partai Progresif  Demokratik yang berkuasa di Taiwan,  dengan berbagai upaya telah memblokir pasokan vaksin dari daratan China ke Taiwan.  

Namun, menurutnya, berdasarkan Peraturan Izin Perdagangan antara Area Taiwan dan Area Daratan serta barang-barang China yang masuk daftar hitam oleh Biro Perdagangan Luar Negeri Taiwan, maka Taiwan tidak pernah mengizinkan impor vaksin produksi China. 

Baca Juga: Joe Biden Bagikan Bir Gratis bagi Warga AS yang Divaksin

Kantor Kepresidenan Taiwan sendiri, Minggu, 30 Mei 2021,  menyatakan bahwa pemerintah bersedia bekerja sama dengan perusahaan lokal untuk mengimpor vaksin. Berdasarkan reaksi baru-baru ini atas kebijakan pemerintah menolak bantuan perusahaan swasta yang ingin mengimpor vaksin,  kantor kepresidenan pun membuat pernyataan resmi.

Tujuannya,  mengklarifikasi bahwa pihaknya bersedia bekerja dengan pemerintah daerah dan bisnis swasta serta berterima kasih atas bantuan. Juru Bicara Kantor Kepresidenan Chang Tun-han menyatakan  di Facebook, Pemerintah Taiwan telah bekerja untuk mempercepat proses impor vaksin.

“Kami berharap untuk menstabilkan pasokan vaksin dengan bekerja sama dengan sektor swasta,” kata Chang. 

Baca Juga: Taylor Swift Mati-matian Perjuangkan UU Kesetaraan Lesbian

Perubahan kebijakan tersebut telah menandai perubahan besar bagi pemerintah pusat, yang sebelumnya menentang strategi tersebut. Walikota New Taipei City,  Hou Yu-ih dan pembawa acara televisi, Chang Hsiao-yen,  termasuk di antarhoua kalangan yang secara terbuka mendesak agar pembatasan dicabut sebelum terlambat. 

“Selamatkan nyawa! Setiap orang adalah keluarga kita. Kehidupan orang Taiwan juga penting. Tolong jangan membuat situasi menjadi lebih sulit, beri kami vaksin!” kata pembawa acara terkenal itu.*** 

 

Sumber: Taiwan News

 

 

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler