Roket Hamas Disuplai dari Sudan, Hizbullah: Fabriknya Dibangun Iran

18 Mei 2021, 13:40 WIB
/SERANGAN ROKET - Ledakan dahsyat beruntun terdengar dari roket-roket yang diluncurkan militan Hamas ke Israel, Senin, 10 Mei 2021 malam waktu setempat. Israel pun langsung membalas./ ROKET HAMAS: PIXABAY/CAPTION: OKTAVIANUS C/ PIXABAY//PIXABAY

KALBAR TERKINI - Gerakan Perlawanan Islam (Harakat al-Muqawama al-Islamiyya/Hamas) diyakini kuat dibekingi oleh Republik Islam Iran baik pendanaan maupun persenjataan. Iran memanfaatkan hubungan baiknya dengan Sudan, dan membangun fabrik persenjataan termasuk rudal atau roket untuk Hamas di Sudan. 

Prediksi ini, antara lain,  dikaitkan kenyataan bahwa dari sekitar tiga ribu  roket yang ditembakkan oleh Hamas sejak pertama kali menyerang Israel, Senin, 10 Mei 2021, harga totalnya  jutaan dolar AS, yang mustahil dibiayai sendiri oleh Hamas. 

Hamas -gerakan perlawanan yang dicap teroris   oleh Israel, AS, Jepang, Uni Eropa, dan Kanada- diklaim sudah menyiapkan sekitar 14 ribu roket baik berjarak tembak jauh dan dekat.

Baca Juga: Palestina makin Gawat, Yordania Lindungi Situs Suci Isam dan Nasrani

Dari total jumlah itu, sekitar tiga ribu unit sudah ditembakkan sejak 10 Mei 2021 lalu, dan Hamas dianggap masih dalam posisi membahayakan bagi Israel hingga pekan depan.  

Sebuah analisa di media independen Israel The Jerusalem Post, Senin, 17 Mei 2021, menyebutkan,bahwa dari hampir 3.000 roket yang ditembakkan selama seminggu terakhir - dari 14.000 yang diyakini dimiliki Hamas - hanya beberapa ratus yang merupakan roket jarak jauh. 

Pakar rudal Israel, Uzi Rubin dan Tal Inbar mengakui, beberapa peluncur roket Hamas memiliki kemampuan multi-barel, yakni mampu menembakkan antara empat dan sembilan roket sekaligus.  

Hanya saja, Rubin -yang dianggap sebagai salah satu bapak pertahanan rudal Israel- menambahkan, roket 'terbaik' Hamas pun relatif mudah dibuat, murah,  dan tidak dikenal karena jangkauannya yang tidak luas.

Baca Juga: China Mendarat di Mars: Robotnya langsung 'Jalan-jalan'

Menurut Rubin, tidak seperti gerakan milisi Hizbullah di Lebanon, yang memiliki beberapa roket jarak jauh yang presisi dan mahal, roket jarak jauh Hamas sebenarnya kurang akurat daripada roket jarak pendeknya.

Laporan memperkirakan, roket jarak pendek utama Hamas, yang dinamakan Qassam, harganya masing-masing mulai dari 300- 800 dolar AS. 

Ada sedikit informasi publik tentang biaya roket jarak jauh Hamas,  seperti merek R-160, M-302D, M302-B, J-80, M-75, Fajr-3, Fajr-5,  dan generasi kedua M-75.

Berdasarkan perkiraan Tal Inbar, mantan kepala pusat penelitian luar angkasa Institut Fisher Israel, biayanya mencapai ribuan dolar per roket, atau dua hingga tiga kali lebih banyak daripada yang jarak pendek.

Harga ini, masih jauh dari biaya pencegat Iron Dome (Kubah Besi) milik Israel, yang masing-masing diperkirakan seharga 50.000 dan 100.000 dolar AS. 

Baca Juga: HAMAS Berkaul Kibarkan Bendera Allah hingga Kecaman Tameng Rantai Manusia

Menariknya, lanjut Inbar, sebagian besar dari biaya itu lebih sedikit pada bahan dan pembuatan yang murah, tetapi tidak murah untuk biaya penyelundupan barang-barang tertentu dari Sinai, Sudan dan tempat-tempat lain untuk roket yang tidak dapat dibuat secara lokal. 

Ditambahkan, Hamas tidak memiliki kemampuan dunia maya untuk mencuri dana secara elektronik,  seperti Korea Utara, atau sumber pendapatan lain seperti Hizbullah. 

Namun, baik Inbar maupun Rubin sepakat, Iran mengirimkan atau membayar hampir semua roket untuk Hamas. Ini  berarti bahwa Hamas tidak perlu mengeluarkan biaya apa pun untuk mengisi kembali persenjataannya. 

Inbar mencatat pernyataan pemimpin Hizbullah,  Hassan Nasrallah pada Desember 2020 yang berkata: “Sebagian besar senjata, rudal dan fasilitas yang dimiliki kelompok perlawanan Palestina di Gaza dipasok oleh Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam Iran. Republik Islam menggunakan hubungan diplomatiknya dengan Sudan,  untuk mendirikan pabrik senjata untuk Gaza di Sudan."

Baca Juga: Konflik Israel-Palestina Terus Memanas, 109 Tewas di Jalur Gaza 29 Diantaranya Anak-anak

Nasrallah juga mengutip wawancara dengan Pemimpin Hamas,  Ismail Haniyeh pada Mei 2020 yang berkata: “Saya secara khusus menyebutkan Republik Islam Iran, yang tidak goyah dalam mendukung dan mendanai perlawanan secara finansial, militer dan teknis. Ini adalah contoh strategi Republik (Islam Iran),  yang didirikan oleh [mantan pemimpin tertinggi] Imam [Ruhollah] Khomeini." 

Bahkan,  jika biaya tidak dapat memperlambat serangan, mengingat bahwa Hamas telah menggunakan hingga beberapa ratus roket jarak jauh untuk ditembakkan ke arah Tel Aviv dan Israel tengah, mungkin Hamas akan segera kehabisan kemampuan untuk menyerang Israel di tempat-tempat penting ini. 

Baik Rubin dan Inbar meremehkan dengan menyatakan, bahkan intelijen Angkatan Bersenjata Israel (IDF),  paling banter memiliki perkiraan yang tidak sempurna. 

Rubin mencatat,  IDF tidak tahu bahwa Hamas memiliki roket yang dapat mencapai daerah Eilat sampai kelak digunakan.

Keduanya juga yakin, Hamas memiliki lebih banyak roket jarak jauh untuk ditembakkan di Tel Aviv dan Israel tengah. Ini dibuktikan bahwa pada akhir setiap perang Gaza baru-baru ini, Hamas dapat menembakkan beberapa roket ke mana pun diinginkan. 

Karena itu keduanya menilai,  Hamas mungkin dapat mempertahankan sejumlah tembakan roket reguler di Tel Aviv dan Israel tengah selama beberapa pekan. 

Baca Juga: Roket Hamas Bombardemen Israel, Netanyahu: Siapun akan Bayar Mahal!

Siapa Duluan Gencatan Senjata?

Terkait pihak mana yang bakal terlebih dahulu meminta gencatatan senjata, maka semuanya kembali pada masalah utama yakni biaya. 

Sudah diketahui umum bahwa Iron Dome milik Israel untuk mencegat serangan rudal atau roket,  jauh lebih mahal daripada roket Hamas yang sudah ditembak selama ini.

Para pejabat Israel menyimpulkan,  Iron Dome sepadan dengan harganya.  Perbandingan yang lebih relevan adalah berapa banyak nyawa yang akan melayang dan penghancuran properti,  jika Israel tidak memiliki Iron Dome. 

Namun, berapa biaya sebenarnya untuk Hamas yang terus menembakkan roket? Tentunya, harga ini bervariasi, tergantung roket jarak jauh yang dapat menghantam Tel Aviv dan Israel tengah,  dibandingkan dengan harga roket jarak pendek yang jangkauannya terbatas di sepanjang perbatasan Gaza*** 

 

Sumber: Jerusalem Post

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler