Penelitian Ungkap Memasak di Dapur Berkaitan Erat dengan Kesehatan Mental

- 22 Maret 2022, 23:58 WIB
Penelitian ungkap memasak di dapur berkaitan erat dengan kesehatan mental. Penelitian dilakukan oleh ECU Australia.
Penelitian ungkap memasak di dapur berkaitan erat dengan kesehatan mental. Penelitian dilakukan oleh ECU Australia. /Twitter/

KALBAR TERKINI – Satu tempat favorit kebanyakan kaum ibu di rumah adalah dapur. Tempat ini menjadi ‘wilayah spesial’ dimana mereka bisa menghidangkan makanan lezat untuk keluarga.

Ternyata, dapur tak hanya sebagai tempat untuk kegiatan masak-memasak atau pun makan keluarga.

Menurut penelitian, ruangan yang biasanya terletak di bagian belakang rumah ini, dapat pula mempengaruhi kesehatan mental Anda.

Baca Juga: Ilmuwan Jepang Buat Beras Mengandung Vaksin Kolera

Adalah peneliti dari Edith Cowan University (ECU) Australia, lewat Institute for Nutrition Research yang mengungkapkan hal tersebut.

Penelitian itu merupakan hasil kolaborasi dengan The Good Foundation and Jamie’s Ministry of Food Initiative.

Peneliti utama Dr. Joanna Rees, mengatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian ditemukan tiga hal penting di dapur yang baik bagi kesehatan mental seseorang.

Baca Juga: 3 Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika 2021, Buat Model Fisika Melawan Pemanasan Global

Yakni, kepercayaan diri yang lebih besar saat memasak, kebiasaan makan, dan keputusan mengkonsumsi makanan yang lebih baik untuk melakukan diet.

Penelitian dilakukan mulai dari tahun 2016 hingga 2018, terhadap 657 orang peserta program kelas memasak sehat selama tujuh minggu.

Tim peneliti mengukur efek program terhadap kepercayaan diri peserta dan kesehatan mental obyek penelitian.

Baca Juga: Peraih Nobel Perdamaian Malala Yousafzai Menikah dengan Asser Malik, Justin Trudeau: Bahagia Selalu

Secara umum, tim juga melakukan survei tentang kepuasan memasak dan kebiasaan diet peserta.

Dibandingkan dengan kelompok kontrol, mereka yang mengikuti kursus memasak selama tujuh minggu menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kesehatan mental, kesehatan secara keseluruhan, dan vitalitas yang dirasakan.

Peningkatan ini muncul setelah peserta tersebut menyelesaikan kelas memasak, dan bertahan hingga enam bulan sesudahnya.

Baca Juga: Jurnalis Dmitry Muratov dan Maria Ressa Raih Nobel Perdamaian Atas Perjuangan Menjunjung Kebebasan Pers

Peserta juga banyak yang melaporkan merasa jauh lebih percaya diri akan kemampuan memasak mereka untuk mengubah pola makan, dan mengatasi hambatan gaya hidup makan sehat dengan diet.

“Meningkatkan kualitas diet masyarakat dapat menjadi strategi pencegahan untuk menghentikan atau memperlambat peningkatan kesehatan mental yang buruk, obesitas, dan gangguan kesehatan metabolik lainnya.”

“Program kesehatan di masa depan harus terus memprioritaskan tentang mengatasi hambatan untuk makan sehat,” ujar Dr. Rees, dikutip dari jurnal Frontiers in Nutrition, Selasa, 22 Maret 2022.

Baca Juga: BTS Menjadi Penjahat di Video 2022 Season’s Greetings, Jadi Ilmuwan Gila hingga Pembaca Takdir

Hambatan tersebut seperti lingkungan sumber makanan yang buruk dan kebiasaan membeli makanan cepat saji.

“Makan sehat itu seperti makan makanan rumahan yang cepat dan mudah, kaya buah dan sayuran, dan menghindari makanan olahan yang berlebihan,” katanya.

Peserta yang mengalami obesitas melaporkan mendapatkan manfaat kesehatan mental yang sama dengan peserta lain.

Baca Juga: AirCar, Prototipe Mobil Terbang Bermesin BMW Buatan Klein Vision Lintasi Bandara Nitra ke Bratislava

“Ini menunjukkan hubungan antara kepercayaan diri untuk memasak, kepuasan memasak, dan manfaatnya bagi kesehatan mental mereka,” tutur Dr. Rees.***

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah