Tapi, Marshall mengakui bahwa sekitar pelanggannya minum alkohol di luar barnya.
"Bar seperti ini lebih nyaman," kata Sondra Prineaux, pelanggan tetap di Sans Bar. "Saya tidak perlu khawatir meninggalkan mobil saya di sini, dan menaiki Uber untuk pulang. Saya juga akan bangun tanpa sakit kepala."
Pada 2020, menurut Brandy Rand, kepala operasional untuk AS di IWSR Drinks Market Analysis, konsumsi alkohol di 10 pasar utama - termasuk AS, Jerman, Jepang, dan Brasil - turun lima persen. Konsumsi minuman rendah dan tanpa alkohol naik satu persen dalam periode yang sama.
Alkohol masih jauh melebihi minuman rendah atau tanpa alkohol. Peminum di pasar utama tersebut mengonsumsi 9,7 miliar liter alkohol pada 2020 dibandingkan dengan 292 juta liter minuman rendah atau tanpa alkohol.
Tetapi, Rand mencatat, konsumsi secara global untuk bir, anggur, dan minuman beralkohol rendah dan atau tanpa alkohol, tumbuh dua hingga tiga kali lebih cepat daripada konsumsi alkohol secara keseluruhan.
Ledakan produk baru juga mendorong penjualan. Ada minuman seperti Ritual Zero Proof Chicago yang dibuka pada 2019, dan membuat wiski tanpa alkohol, gin, dan tequila. Juga perusahaan besar seperti Anheuser-Busch yang memperkenalkan Budweiser Zero bebas alkohol pada 2020.
“Saya memiliki masalah besar karena menghadapi banyak pilihan yang bagus,” kata Douglas Watters, yang membuka Spirited Away, toko di New York yang menjual bir, anggur, dan minuman beralkohol dan non-alkohol pada November 2020.
Watters menambahkan, kebijakan penguncian kota, provinsi bahkan negara akibat pandemi Covid-19, memicunya untuk mengakhiri kegiatannya setiap hari dengan koktail.
Dia pun mulai bereksperimen membuat minuman non-alkohol, dan pada Agustus 2020 kemudian memutuskan untuk membuka toko.
"Banyak pelanggannya yang sadar," katanya. "Banyak orang yang sejak setahun terakhir ini berpikir lebih kritis tentang apa yang mereka minum, dan bagaimana perasaan mereka (saat sedang dan sudah minum),” katanya.