KALBAR TERKINI - Sebagian petugas di lembaga pemasyarakatan (LP) di seluruh negara bagian di AS menolak vaksinasi anti-Covid-19. Penolakan ini karena korona dianggap sebagai penyakit akibat konspirasi, takut efek samping jangka panjang-pendek, percaya hoax adanya microchip pelacak buatan Bill Gates di dalam vaksin, dan ketidakpercayaan terhadap administrasi LP dan penanganannya terkait virus korona.
Survei yang digelar Proyek Marshall sejak Desember 2021 ini, mengejutkan karena lingkungan penjara baik staf maupun napi tiga kali berisiko terpapar Covid-19 dibandingkan masyarakat umum. Para karyawan di LP federal yang menolak vaksin, mengisi survei sambil meminta nama mereka tak disebutkan karena takut dipecat dari pekerjaan.
Baca Juga: Habiskan 1,5 Juta Dollar AS Tes Covid-19, Grammy Award 2021 Dipastikan Tetap Glamour
Baca Juga: Hadeh, Gigi Anak-anak SD ini Retak setelah Kunyah Mi Goreng Instan
Baca Juga: Waduh, Dua Kali Divaksin, Wagub NTB Masih Terpapar Covid-19
Hanya saja, sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Senin, 15 Maret 2021, seorang petugas LP di Negara Bagian Florida melakukan jajak pendapat kepada rekan-rekannya, awal tahun ini di grup Facebook pribadi: "Apakah Anda akan mengambil vaksin Covid-19 jika ditawarkan?"
Jawaban dari lebih dari setengah: "Tidak." Hanya 40 dari 475 responden yang menjawab ya.
Di Negara Bagian Massachusetts, lebih dari separuh orang yang dipekerjakan oleh Departemen Pemasyakatan Federal, menolak diimunisasi. Bahkan, sebuah survei di negara bagian lain, California, menunjukkan, setengah dari semua karyawan LP menolak divaksinasi.
Di Negara Bagian Rhode Island, staf LP yang menolak vaksin, jumlahnya lebih banyak daripada yang dipenjara, menurut direktur medis Dr Justin Berk. Dan di Negara Bagian Iowa, jajak pendapat awal di antara karyawan menunjukkan, lebih dari setengah staf bersedia divaksinasi.