Percaya 'Hoax Microchip' Bill Gates, Banyak Staf Penjara di AS Tolak Divaksin!

- 15 Maret 2021, 19:24 WIB
TOLAK VAKSIN - Para narapidana wanita di salah satu LP di AS. Penolakan banyak staf  di LP untuk divaksin telah mengancam nyawa narapidana karena penularan virus korona di lingkungan penjara tiga kali lebih berisiko dbandingkan di tempat umum./FOTO: FINE COTTON TEXTILES/
TOLAK VAKSIN - Para narapidana wanita di salah satu LP di AS. Penolakan banyak staf di LP untuk divaksin telah mengancam nyawa narapidana karena penularan virus korona di lingkungan penjara tiga kali lebih berisiko dbandingkan di tempat umum./FOTO: FINE COTTON TEXTILES/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Pada puncak wabah di balik jeruji besi, beberapa negara bagian harus memanggil Garda Nasional untuk sementara waktu menjalankan fasilitas tersebut, karena begitu banyak staf yang mengaku sakit atau menolak bekerja. 

Di FCI Miami, petugas terus-menerus mengantarkan tahanan yang sakit dan lanjut usia ke rumah sakit. Akibatnya, kalangan staf yang mengoperasikan penjara. Staf yang tidak divaksinasi hanya memperparah masalah karena mereka berisiko sakit ketika wabah muncul di penjara. 

“Banyak karyawan yang ketakutan ketika mereka mengetahui, 'Oh, kami mengalami wabah di satu unit, 150 narapidana mengidap Covid-10," ” kata Troitino. "Semua orang menyebut sakit." 

"Bagian dari resistensi terhadap vaksin adalah informasi yang salah yang terlanjur tersebar luas di antara staf pemasyarakatan,"  kata Brian Dawe, mantan petugas LP dan Direktur Nasional One Voice United, sebuah kelompok kebijakan dan advokasi untuk petugas.

"Mayoritas orang dalam penegakan hukum condong ke kanan. Mereka mendapatkan banyak informasi dari media dan percaya tidak harus memakai topeng karena wabah ini hanya seperti flu," lanjutnya. 

Beberapa petugas LP di Florida berbicara dengan syarat anonim, karena mereka tidak diizinkan untuk berbicara dengan pers. Menurut mereka, banyak dari rekan mereka percaya bahwa vaksin dapat menularkan virus kepada mereka.  

Beberapa di antara mereka percaya akan hoax bahwa vaksin tersebut berisi perangkat pelacak yang diproduksi oleh mantan CEO Microsoft Bill Gates, yang telah menyumbang untuk penelitian perawatan virus korona.  

Yang lain percaya, vaksin itu diproduksi dengan tergesa-gesa, tanpa cukup waktu untuk memahami efek samping jangka panjang. 

“Saya tidak peduli jika saya bekerja di asrama dengan setiap narapidana terjangkit Covid-19. Saya tetap tidak akan (divaksinasi),” kata seorang  sersan di LP yang bekerja untuk Departemen Pemasyarakatan Florida selama lebih dari satu dekade.

“Jika saya mengenakan masker, sarung tangan, mencuci tangan, dan berhati-hati , maka saya masih akan merasa lebih baik bekerja seperti itu, daripada memasukkan vaksin ke dalam tubuh saya," tambahnya.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah