Setelah 55 Tahun, Tupperwear Terancam Bangkrut

- 1 Maret 2021, 23:36 WIB
TUPPERWEAR - Masa keemasan Tupperwear diprediksi segera berakhir. Dampak Covid-19 mengakibatkan penjualan produk peralatan makan dan minum berbahan plastik sekali pakai ini anjlok di semua belahan bumi./PIXABAY/
TUPPERWEAR - Masa keemasan Tupperwear diprediksi segera berakhir. Dampak Covid-19 mengakibatkan penjualan produk peralatan makan dan minum berbahan plastik sekali pakai ini anjlok di semua belahan bumi./PIXABAY/ /KALBARTERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Di ujung perjalanan panjangnya selama lebih lima dekade, Tupperware di 'kandang' sendiri pun sudah membuat jenuh orang Belanda.

"Banyak orang yang sudah memiliki produk Tupperware sehingga tidak ada orang lain lagi yang ingin berjualan barang ini. Taruhlah penjualannya  sekarang ini yang mulai  menyasar kaum wanita di pinggiran perkotaan," kata Oomen.

Baca Juga: Harga Stabil, TBS Kelapa Sawit di Kalbar Capai Rp2.000 Per Kilogramperlengkapan m

Susah untuk menjual Tupperwear karena harganya kian mahal. Itu sebabnya banyak orang terutama kaum wanita sebagai target pasar, mulai jenuh walaupun Tupperware menjanjikan keuntungan berupa kemandirian finansial  per orang lewat pemasaran secara multilevel.

Lenny Kwetters (58) misalnya. Ibu empat anak ini mengaku sekarang ini sulit  untuk menjual Tupperware, aktivitas yang dilakukannya selama 11 tahun sebagai distributor.

"Saya tidak ingin menghabiskan seluruh waktu saya di rumah sambil berjualan Tupperwear.  Produk Tupperware relatif mahal. Saya sendiri selalu selektif, dan lemari di dapur saya tidak lagi penuh dengan Tupperware. Saya bertanya-tanya ke mana saya akan pergi jika ada yang rusak," ujar Keeters.***

 

Sumber: Dutch News

 

 

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x