KALBAR TERKINI - Masa keemasan Tupperware diprediksi segera berakhir. Dampak Covid-19 mengakibatkan penjualan produk peralatan makan berbahan plastik sekali pakai ini, anjlok di semua belahan bumi.
Dirancang oleh American Earl Tupper di Belanda, Tupperware mulai dikenal pada dekade 1950-an lewat pemasaran langsung kepada kaum wanita kemudian resmi diluncurkan secara besar-besaran pada dekade 1960-an.
Bagi Adrienne Oomen, event organizer yang tiga tahun menangani berbagai acara, promo dan penjualan langsung Tupperware di Belanda, gelagat bangkrutnya bisnis produk tersebut tidaklah mengejutkan.
Baca Juga: Di Belanda, Kasus 'Nyopet' Anjlok, Pelaku Takut Berkeliaran karena Korona
Dilansir Kalbar-Terkini.com dari koran Belanda Dutch News, Senin, 1 Maret 2021, Oomen mengakui bahwa berbagai krisis perekonomian sebagai dampak dari virus korona, bisa diibarat kan paku terakhir yang ditancapkan di peti mati. Artinya, hidup telah selesai, dan peti terkunci untuk segera dikubur selamanya.
Diakuinya, menjelang pandemi pun, Tupperware mulai terindikasi tak akan bertahan lama. Produk yang sudah berusia 55 tahun itu dianggapnya sudah lari dari komitmen awal pembuatannya, sebagai produk perlengkapan makan dengan harga yang terjangkau.
Harganya dianggap tidak sesuai dengan produk serupa yang menyusul bermuculan. Begitu pula dengan kiat penjualannya yang 'dari pintu ke pintu' dengan penjual dan pembeli utama dari kalangan wanita.
Baca Juga: Miras Banyak Mudharatnya, Kyai Said Agil Samakan dengan Industri Opium di Afganistan
Sistem penjualan langsung di masa pandemi bakal dihindari oleh siapa saja karena orang-orang takut tertular virus tersebut jika bersentuhan. Belum lagi dengan kualitas Tupperwear yang hanya sekali pakai.