Pabrik-pabrik Tiongkok di Myanmar Dibakar Massa

- 25 Mei 2021, 20:10 WIB
PABRIK DIBAKAR - Belasan pabrik China di Myanmar dibakar oleh massa menyusul eforia anti-China karena dianggap mendukung rezim junta. Pemerintah Tiongkok pun mendesak  pihak rezim untuk melindungi aset-asetnya./FOTO:  6PARK NEWS/CAPTION: OKTAVIANUS CORNELIS/
PABRIK DIBAKAR - Belasan pabrik China di Myanmar dibakar oleh massa menyusul eforia anti-China karena dianggap mendukung rezim junta. Pemerintah Tiongkok pun mendesak pihak rezim untuk melindungi aset-asetnya./FOTO: 6PARK NEWS/CAPTION: OKTAVIANUS CORNELIS/ /6PARK NEWS

Pada April 2021, pemimpin kudeta mengunjungi pabrik-pabrik yang didukung China yang rusak di Zona Industri Hlaing Tharyar Yangon setelah junta mengumumkan darurat militer di daerah tersebut.

Dalam kunjungan tersebut,  para pemimpin kudeta berusaha untuk menunjukkan bahwa keadaan normal telah kembali ke zona pabrik, meskipun ribuan pekerja telah meninggalkan Hlaing Tharyar setelah tindakan keras mematikan terhadap protes di daerah tersebut, dan membagikan karung beras untuk dibagikan kepada pekerja pabrik.

Masih menurut The Irrawaddy, media corong Pemerintah China Global Times mengklaim, 32 pabrik yang dibangun dengan investasi China telah dirusak, dengan kerusakan sekitar 37 juta dolar AS, yang disebabkan oleh serangan pembakaran.

Baca Juga: Junta Myanmar Bom Gereja, Empat Warga Tewas

Beijing telah menuntut pasukan keamanan rezim bertindak untuk melindungi kepentingan dan warga China. Namun, pengunjuk rasa anti-kudeta Myanmar membantah tuduhan tersebut, dengan menyatakan bahwa serangan itu adalah plot oleh militer untuk membenarkan tindakan keras yang lebih keras.

Selama wawancara dengan Phoenix Television, Aung Hlaing menekankan bahwa dia telah mengunjungi kawasan industri,  tempat pabrik-pabrik China dibakar. Dia menyatakan telah mendesak otoritas regional Yangon untuk menjalankan tanggung jawabnya dalam melindungi proyek-proyek yang didanai China di negara tersebut. \

Ekonomi Kontraksi 10 Persen

Ekonomi Myanmar diperkirakan mengalami kontraksi 10 persen pada 2021 setelah kudeta. Selain itu, proyek-proyek investasi asing besar bernilai miliaran dolar AS ditangguhkan, sementara banyak investor asing menarik investasi dari proyek-proyek yang sudah ada. 

Juru bicara Tatmadaw Mayjen Zaw Min Tun menegaskan kepada media Pemerintah China Xinhua pada awal Mei 2021 ini bahwa pihaknya mengimbau Pemerintah China dan investor untuk membantu pembangunan ekonomi Myanmar dan kerjasama perdagangan. 

Menurutnya, junta akan fokus pada menjaga stabilitas di negara itu. Rezim tersebut mengatur ulang tiga komite penting pada Maret 2021 saat mendorong rencana untuk mengimplementasikan proyek infrastruktur raksasa,  yang merupakan bagian dari Prakarsa Sabuk dan Jalan Ambisius China. 

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x